Liputandelapan8.com, Jakarta – Safron mengandung banyak senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan. Proses pemanenannya pun dilakukan secara manual. Saffron menempati urutan pertama dalam daftar rempah termahal di dunia. Mari kita simak alasan mengapa saffron menjadi rempah termahal di dunia.
Bunga kunyit (Crocus sativus) diyakini berasal dari Iran atau Yunani. Jika dipanen dari bunga segar dan dikeringkan, 0,45 kg kunyit (saffron) berharga hingga 5.000 USD, menurut MoneyInc.com. Ini adalah rempah-rempah termahal di dunia, menurut IFL Science. Diperkirakan dibutuhkan hingga 170.000 bunga hanya untuk membuat jumlah putik di atas. Oleh karena itu, harga saffron yang sangat tinggi disebabkan oleh banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memanennya dengan benar.
Panennya susah, menanam saffron juga tantangannya
Arash Ghalehgolabbehbahani, peneliti postdoctoral di University of Vermont, menjelaskan bahwa saffron adalah kepala putik bunga yang dikeringkan. Pekerja perlu memisahkan stigma dengan tangan dengan sangat cermat. Di negara-negara seperti Iran, Afghanistan, dan Maroko, bunga saffron perlu dipanen saat fajar, karena paparan sinar matahari yang terlalu lama akan menurunkan kualitas bunganya. Yang terpenting, bunga kunyit harus dipetik dengan tangan. Mereka hanya mekar satu minggu dalam setahun dan hanya memiliki 3 putik yang dapat digunakan per bunga. Dibutuhkan waktu hingga 40 jam bagi pekerja untuk memisahkan kepala putik dengan tangan untuk menghasilkan 0,45 kg kunyit.
Tidak hanya sulitnya memanen yang menjadi alasan mengapa saffron menjadi rempah termahal di dunia, menanam saffron juga merupakan sebuah tantangan. Tanaman yang hanya berbunga di bulan Oktober atau November ini membutuhkan cuaca panas, sinar matahari langsung, dan tanah yang memiliki drainase yang baik untuk tumbuh. Saat ini, Iran memproduksi sekitar 90% pasokan saffron dunia.
Seperti banyak tumbuhan lainnya, saffron kaya akan antioksidan. Zat-zat ini membantu melawan kerusakan sel, sehingga dapat mencegah kanker dan banyak penyakit lainnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa antioksidan pada saffron sangat baik untuk otak dan sistem saraf. Ketiga antioksidan, crocetin, crocin, dan safranal, yang ditemukan dalam saffron berkontribusi meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajar. Sehingga mencegah sindrom neurologis seperti penyakit Parkinson.