Liputandelapan8.com, Jakarta – Kelompok unsur tanah jarang, termasuk 17 logam, relatif melimpah di kerak bumi, namun pemanfaatannya sangatlah sulit. Seberapa langkakah tanah jarang?
Unsur tanah jarang memiliki banyak khasiat yang bermanfaat sehingga sangat populer di industri energi dan teknologi. Golongan ini mencakup 17 logam, termasuk 15 unsur logam di bagian bawah tabel periodik, bersama dengan dua unsur yttrium dan skandium.
Unsur yang paling berharga adalah neodymium, praseodymium, terbium, dan dysprosium. Mereka berperan sebagai magnet mini super kuat dan merupakan komponen kunci perangkat elektronik seperti ponsel pintar, baterai mobil listrik, dan turbin angin. Namun, terbatasnya pasokan logam tanah jarang (rare earth) menjadi kekhawatiran utama bagi perusahaan dan pemerintah dalam memproduksi kebutuhan pokok di zaman modern. Lantas, seberapa langkakah tanah jarang?
Rare earth sebenarnya tidak terlalu langka
Menurut penelitian US Geological Survey (USGS) mengenai kelimpahan kristal berbagai unsur (tingkat ketersediaan jika dihitung rata-rata di kerak bumi), kebanyakan tanah jarang hadir dalam jumlah yang sama dengan logam biasa seperti tembaga dan seng. “Mereka tentu tidak selangka logam seperti perak, emas, platinum,” kata Aaron Noble, profesor di Virginia Polytechnic University.
Namun, pemanfaatannya dari sumber alam sangatlah sulit. “Masalahnya adalah mereka tidak terkonsentrasi di satu tempat. Ada sekitar 300 miligram tanah jarang di setiap kilogram serpih di seluruh Amerika Serikat,” kata Paul Ziemkiewicz, direktur West Virginia Water Research Institute.
Biasanya, logam terkonsentrasi di kerak bumi karena berbagai proses geologi, seperti aliran lava, aktivitas hidrotermal, dan pembentukan gunung. Namun, sifat kimia yang tidak biasa dari unsur-unsur tanah jarang menyebabkan unsur-unsur tersebut sering kali tidak terkonsentrasi bersama dalam kondisi khusus ini. Jejak tanah jarang tersebar di seluruh planet ini, sehingga penambangannya menjadi tidak efisien.
Terkadang, lingkungan bawah tanah yang kaya asam dapat sedikit meningkatkan jumlah unsur tanah jarang di lokasi tertentu. Namun, menemukan lokasi tersebut hanyalah tantangan pertama.
Di alam, logam terdapat dalam bentuk campuran yang disebut bijih, mengandung molekul logam yang terikat dengan nonlogam lain (anti-ion) melalui ikatan ionik yang kuat. Untuk mendapatkan logam murni, ikatan ini harus diputus dan nonlogam harus dihilangkan. Kesulitan pekerjaan ini bergantung pada logam dan nonlogam yang terikat dengannya.
Kesulitan dalam mengekstraksi unsur-unsur murni memberi mereka nama “tanah jarang”. Beberapa ahli sedang meneliti metode baru untuk mendaur ulang dan mengekstrak logam berharga ini. Proses ini baik dari limbah industri maupun barang elektronik lama, untuk mengurangi tekanan pada pasokan saat ini. Mereka juga mencoba mereproduksi sifat magnetik dan elektronik khusus tanah jarang dalam senyawa baru. Diharapkan senyawa baru ini akan menjadi alternatif yang lebih mudah diakses. Namun, saat ini tidak ada sumber alternatif yang efektif untuk mineral tanah jarang, meskipun permintaannya meningkat.