Liputandelapan8.com, Jakarta – Citra satelit mengungkapkan danau air asin Urmia terendam banjir pada September 2020. Namun pada bulan September tahun ini, danau terbesar di Timur Tengah tersebut berubah menjadi dataran garam
Dengan luas sekitar 5.200 kilometer persegi, Danau Urmia di barat laut Iran pernah menjadi danau terbesar di Timur Tengah dan merupakan salah satu danau hipersalin terbesar di Bumi pada masa puncaknya. Namun, danau terbesar di Timur Tengah ini berubah menjadi dataran garam, seperti yang dilaporkan oleh SciTechDaily pada 15 Oktober. Perubahan tersebut terlihat jelas pada foto yang diambil dengan satelit Landsat 8 pada bulan September 2020 dan foto yang diambil dengan satelit Landsat 9 pada bulan September 2023.
Penyebab utama
Pada tahun 2020, sebagian besar dasar danau terendam banjir, dan garam hanya terdapat di sekitar tepi danau. Pasalnya, pada periode sebelumnya, tempat ini mendapat curah hujan di atas rata-rata, sehingga menyebabkan air tawar meluap ke dasar danau dan memperluas wilayah perairan. Namun sejak itu, kondisi kering menyebabkan permukaan air turun.
Tren jangka panjang Urmia adalah mengering secara bertahap. Pada tahun 1995, Danau Urmia memiliki permukaan air yang tinggi. Namun selama dua dekade berikutnya, permukaan air danau tersebut turun lebih dari 7 meter dan kehilangan sekitar 90% luasnya. Kekeringan yang berkepanjangan, penggunaan air untuk pertanian, dan pembendungan sungai yang mengaliri danau turut berkontribusi terhadap penurunan ini.
Menyusutnya Danau Urmia menimbulkan banyak dampak terhadap ekosistem dan kesehatan manusia, termasuk danau, pulau-pulau, dan lahan basah di sekitarnya. Menciptakan habitat alami yang berharga dan diakui sebagai Cagar Biosfer UNESCO, situs Ramsar (lahan basah yang memiliki kepentingan internasional menurut Konvensi Ramsar), dan taman nasional. Ini adalah tempat berkembang biak unggas air seperti flamingo, pelikan putih, dan bebek kepala putih, serta tempat peristirahatan spesies yang bermigrasi. Namun, dengan tingkat air yang rendah, sisa air di danau menjadi lebih asin, sehingga mempengaruhi populasi udang dan sumber makanan lain untuk hewan yang lebih besar.
Danau yang kering juga meningkatkan risiko debu dari dasar danau tertiup angin, sehingga menurunkan kualitas udara. Studi terbaru menunjukkan bahwa rendahnya permukaan air di Danau Urmia mempengaruhi sistem pernapasan masyarakat setempat.
Dampak iklim, penggunaan air, dan bendungan terhadap permukaan air Danau Urmia masih kontroversial. Danau tersebut telah mengalami pemulihan selama program restorasi 10 tahun yang dilaksanakan sejak tahun 2013. Namun, efektivitas sebenarnya dari program ini sulit untuk dinilai karena hujan lebat juga turun pada saat itu. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor iklim baru memainkan peran penting dalam pemulihan.