Liputandelapan8.com, Jakarta – Katai putih adalah sisa-sisa setelah bintang seperti Matahari kehilangan lapisan terluarnya di akhir hidupnya, yang meninggalkan inti yang padat dan padat. Atmosfer mereka biasanya didominasi oleh hidrogen atau helium. Beberapa katai putih memiliki tingkat hidrogen sekitar 1.000 kali lebih tinggi dari helium, atau sebaliknya. Namun terdapat Bintang dengan dua sisi yang membuat para astronom tidak dapat memberikan penjelasan.
Para astronom telah menemukan bintang kerdil putih yang ‘aneh’, sangat kontras dengan pemahaman kita sebelumnya. Belum lagi, bagaimana terbentuknya masih menjadi misteri.
Dengan demikian, setengah dari katai putih ini hampir seluruhnya terdiri dari hidrogen, sedangkan setengah lainnya hanya mengandung helium. Penemuan ini menandai pertama kalinya para astronom mengamati pembagian yang begitu jelas untuk objek jenis ini. Oleh karena itu, katai putih ini dijuluki Janus, diambil dari nama dewa Romawi yang berwajah dua.
“Permukaan katai putih benar-benar berubah dari sisi ke sisi. Ketika saya menunjukkan hasilnya kepada orang-orang, mereka takjub,” kata Ilaria Caiazzo, penulis utama studi tersebut.
Janus ditemukan menggunakan Zwicky Transient Facility (ZTF), sebuah observatorium yang dirancang untuk melacak objek yang biasanya berubah kecerahannya dari waktu ke waktu.
Tim menemukan bahwa katai putih ini akan berubah kecerahannya saat berputar. Pengamatan lanjutan dengan spektrometer, yang dapat menganalisis cahaya untuk mendeteksi komposisi bintang, mengungkapkan perbedaan mencolok dalam komposisi relatif terhadap perubahan luminositas.
Pendapat Para Peneliti
Para peneliti memiliki beberapa gagasan tentang bagaimana bintang aneh ini menjadi “bermuka dua”. Beberapa katai putih dianggap mampu bertransisi antara keadaan dominan hidrogen-ke-helium (dan sebaliknya) selama masa hidupnya. Janus mungkin merupakan katai putih pertama yang ditemukan saat berada dalam transisi tersebut. Meski begitu, bagaimanapun, tim masih belum tahu mengapa hanya mengubah satu sisi dalam satu waktu.
Jawabannya, kata tim, mungkin karena medan magnet objek yang kuat. Jika medan magnet di satu sisi lebih kuat dari yang lain, itu mencegah pencampuran hidrogen dan helium, menyebabkan hidrogen menjadi dominan. Penjelasan serupa untuk fenomena ini bisa jadi medan magnet mengubah tekanan dan densitas gas.
“Medan magnet dapat mengurangi tekanan gas di atmosfer. Hal ini memungkinkan pembentukan ‘lautan’ hidrogen di mana medan magnetnya paling kuat,” kata James Fuller, salah satu penulis studi tersebut.
“Kami tidak tahu teori mana yang benar, tapi kami tidak bisa memikirkan cara lain untuk menjelaskan mengapa kurcaci ini memiliki dua wajah yang berbeda.”
Para astronom guna untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendetail mengenai Bintang dua sisi yang membuat para astronom tidak dapat memberikan penjelasan. Selanjutnya para anstronom akan melakukan obvervasi yang lebih lanjut guna menggali informasi dan jawaban atas bintang dua sisi tersebut.