Indonesia menganjurkan bekerja dari rumah karena polusi udara

Indonesia menganjurkan bekerja dari rumah karena polusi udara

Liputandelapan8.com, Jakarta – Dalam menghadapi tantangan karena polusi udara yang semakin mengkhawatirkan, Indonesia telah merangkul pendekatan baru dengan menganjurkan sistem bekerja dari rumah. Keputusan ini melambangkan respons terhadap kualitas udara yang semakin menurun di beberapa daerah. Selain itu, ini juga mencerminkan komitmen untuk menjaga kesehatan dan produktivitas masyarakat di tengah ancaman lingkungan yang terus berkembang. Presiden Indonesia Joko Widodo menekankan perlunya mengadopsi cara kerja hybrid di kantor dan di rumah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi polusi udara di ibukota Jakarta.

Jakarta menjadi kota besar paling tercemar di dunia

Jakarta telah menjadi kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, menurut peringkat dari perusahaan pemantau kualitas udara IQAir. Pada pertemuan mengenai penanganan polusi udara di Jakarta pada 14 Agustus, Presiden RI Joko Widodo menyatakan perlunya mendorong banyak kantor untuk menerapkan model kerja gabungan, termasuk bekerja di kantor dan bekerja dari rumah. Saat ini, kualitas udara di beberapa wilayah Jakarta, seperti Bogor-Depok-Tangerang (Jabodetabek), sangat buruk. Pada tanggal 12 Agustus, indeks kualitas udara mencapai angka 156 yang dianggap tidak sehat. Musim kemarau yang panjang serta penggunaan energi dari batu bara menjadi penyebab utama dari pencemaran kualitas udara.

Dalam jangka pendek, Presiden juga meminta kementerian terkait untuk turun tangan dalam memperbaiki kualitas udara. Upaya intervensi termasuk penggunaan teknologi cuaca untuk menciptakan hujan buatan dan penerapan regulasi yang lebih ketat, terutama terkait dengan batas emisi, terutama di wilayah Jabodetabek. Presiden juga mendesak peningkatan jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di daerah tersebut dan mengusulkan alokasi anggaran segera untuk penyediaan ruang terbuka hijau bagi masyarakat.

Pada tingkat menengah, pemerintah akan tetap mengimplementasikan kebijakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermesin bahan bakar fosil. Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan angkutan massal. Dalam jangka panjang, Indonesia perlu memperkuat langkah-langkah untuk mengurangi dampak dan melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Pemantauan harus dilakukan di sektor industri dan pembangkit listrik, sambil meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi emisi.

Kota dengan tingkat polusi udara tertinggi

Menurut peringkat dari perusahaan pemantau kualitas udara IQAir, Jakarta telah menjadi kota dengan tingkat polusi udara tertinggi dalam seminggu terakhir. Dengan demikian, kota ini dan wilayah sekitarnya secara rutin mengalami paparan polusi debu halus PM 2.5 yang jauh melebihi batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini jauh melampaui kota-kota dengan tingkat polusi serupa seperti Riyadh (Arab Saudi), Doha (Qatar), dan Lahore (Pakistan).

Dalam menghadapi tantangan serius karena tingkat polusi udara yang semakin tinggi, polusi udara yang semakin mengkhawatirkan, Indonesia telah merangkul pendekatan baru dengan menganjurkan sistem bekerja dari rumah, sebagai langkah nyata dalam menjaga kesehatan dan produktivitas masyarakat. Keputusan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menghadapi dampak lingkungan yang mendesak. Hal ini juga sambil membuka jalan untuk solusi jangka panjang guna menjaga kualitas udara yang lebih baik. Dengan mengakui perlunya kerja sama lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, semoga upaya seperti ini dapat menjadi tonggak positif dalam melawan polusi udara. Semoga ini juga memberikan inspirasi bagi solusi berkelanjutan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *