Liputandelapan8.com, Jakarta – Seorang Pemuda Menyelamatkan Neneknya Dari Kebakaran, tidak semua pahlawan memakai jubah. Ungkapan itu mungkin tepat diberikan pada Pa’ele Kiakona, pemuda asal Hawaii yang dengan keberaniannya, berhasil menyelamatkan keluarganya dari kebakaran dahsyat di Hawaii. Pria 28 tahun ini rela melakukan perjalanan sejauh 13 mil (21 km) melewati pemandangan kebakaran yang mengerikan demi menyelamatkan nenek tercinta di Kota Lahaina yang sudah hancur. Perjalanan sejauh itu ditempuhnya menggunakan mobil dan sepeda.
Seperti diketahui, Kota Lahaina menjadi daerah yang paling terdampak oleh bencana kebakaran di Pulai Maui, Hawaii. Kobaran api maha dahsyat telah meluluhlantakkan rumah-rumah, bangunan serta mobil.
“Saya mengayuh secepat yang saya bisa, tetapi api datang sangat cepat. Saya hampir jatuh berkali-kali – anginnya sangat kencang. Tetapi saya merasa seolah-olah Tuhan memegang bahu saya, mendorong saya, membantu saya,” ujar Pa’ele, seperti dikutip dari New York Post.
Pa’ele bercerita bahwa dia nyaris tidak dapat menghadapi ‘banjir api’ yang seolah mengalir menuju rumah sang nenek di Front Street, jalan satu jalur yang membentang di sepanjang tepi laut Pelabuhan Lahaina. Beruntung, Pa’ele sampai tepat waktu untuk memperingatkan nenek dan warga di sekitarnya agar segera evakuasi.
“Saya sampai di sana dan saya bilang padanya, ‘Nenek harus pergi sekarang.’ Untungnya, nenek saya punya beberapa penyewa dan mereka punya mobil, mereka mengemasi barang-barang dan langsung masuk ke mobil,” tuturnya.
Kurang dari setengah jam kemudian, kebakaran melanda, menghancurkan rumah nenek Pa’ele. Dia pun berhasil menyelamatkan anggota keluarga yang sangat disayanginya itu dan mencegahnya jadi salah satu korban tewas kebakaran Hawaii yang jumlahnya kini mencapai 111 jiwa.
Kisah Menegangkan Pa’ele Kiakona Selamatkan Nenek Seperti Adegan Film
Perjalanan Pa’ele Kiakona yang menegangkan dimulai, sekitar pukul 4 sore. Kala itu dia mendapat telepon dari seberang pulau yang memberitahukan bahwa kobaran api sedang menuju Lahaina. Dia sendiri tinggal di Honokohau Valley, sebelah barat Pulau Maui.
Awalnya Pa’ele hanya terpikirkan untuk menyelamatkan kapal milik keluarganya yang diparkir di dermaga pusat kota. Namun saat hampir mendekati kota, dia sadar bahwa kapal itu tidak terlalu penting, tapi prioritasnya adalah menyelamatkan keluarganya. “Saya tidak tahu tingkat keparahan api sampai saya mendekat,” ucapnya.
Api yang disertai angin besar membuat kabel listrik terputus dan jalan tertutup. Kalaupun ada akses terbuka, sudah dipadati dengan puluhan mobil yang mencoba melarikan diri dari kobaran api, yang bergerak lebih dari 80 mil per jam.
Pa’ele mencoba mencari jalan menuju rumah neneknya, namun jalannya terhambat akibat penumpukan mobil, sehingga macet di mana-mana. Akhirnya dia meninggalkan mobilnya di jalanan untuk meminjam sepeda temannya dan mulai mengayuh sekencang-kencangnya di jalan setapak yang menelusuri garis pantai.
Gumpalan asap menutupi sinar matahari, juga menyelimuti dirinya saat berkendara. Pa’ele menyaksikan asap tebal datang dari segala arah. “Ada asap di segala arah – seperti sesuatu yang Anda lihat di film,” tukasnya.
“Saya bisa merasakan kaki saya menumpuk dengan asam laktat, paru-paru saya terasa berat, jantung saya berdebar-debar. Tapi saya terus melaju. Naluri alamiah mengambil alih – tidak ada yang akan menghentikan saya untuk pergi ke sana dan menyelamatkan keluarga saya,” imbuhnya.
Hingga saat ini pihak berwenang belum dapat mengatakan berapa banyak orang yang masih hilang. Sejauh ini kebakaran di Hawaii sudah menewaskan lebih dari 111 orang.
Kobaran api yang menghancurkan Lahaina dianggap sebagai bencana kebakaran paling mematikan di AS dalam lebih dari satu abad. Bencana ini menghancurkan hampir setiap bangunan di kota berpenduduk sekitar 13.000 jiwa itu. Penyebabnya masih dalam penyelidikan.