Hati-hati dengan aplikasi AI yang membuat foto bergaya anime

Hati-hati dengan aplikasi AI yang membuat foto bergaya anime

Liputandelapan8.com, Jakarta – Dari pertengahan Agustus hingga saat ini, platform jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram telah diramaikan oleh potret dan pemandangan yang dibuat dalam gaya anime Jepang, melalui aplikasi Loopsie untuk iPhone. Semakin berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI), aplikasi-aplikasi yang dapat mengubah foto-foto menjadi bergaya anime semakin populer. Namun, di balik keasyikan bermain-main dengan gaya baru ini, anda perlu hati-hati dengan aplikasi AI yang membuat foto bergaya anime

Aplikasi Loopsie bekerja dengan cara yang familiar bagi pengguna aplikasi saat ini. Pengguna cukup mengunggah foto mereka, dan kemudian aplikasi secara otomatis mengenali dan mengubahnya menjadi gambar dengan gaya lukisan yang berbeda. Salah satu fitur menarik dari aplikasi ini adalah “Anime Jadul”, yang memungkinkan pengguna untuk membuat gambar-gambar ala anime yang mengundang antusiasme di dunia jejaring sosial.

Namun, banyak orang mungkin masih merasa penasaran tentang apa sebenarnya gaya anime itu. Anime mengacu pada film-film animasi yang berasal dari komik Manga Jepang. Anime telah diakui sebagai bagian khas dari budaya Jepang yang populer di seluruh dunia.

Apa yang membuat aplikasi ini menarik adalah bahwa meskipun gambar-gambar diubah menjadi gaya kartun ala anime, banyak detail dari gambar asli tetap terjaga, sehingga masih dapat dikenali dengan baik.

Risiko memaparkan data ke tangan yang salah

Namun, perlu diingat bahwa aplikasi seperti Loopsie dapat memerlukan izin akses yang cukup luas, termasuk akses ke brankas foto pengguna, kamera ponsel, dan informasi email, bahkan akses internet. Saat Anda mengunggah gambar melalui aplikasi ini, gambar-gambar tersebut diunggah ke server penyedia layanan. Hal ini dapat meningkatkan risiko data terekspos dan mungkin jatuh ke tangan yang salah. Risiko ini bisa lebih serius ketika data berupa foto-foto pribadi yang dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Lebih parahnya, ini bahkan bisa digunakan untuk tujuan deepfake atau penipuan.

Sebagai bukti akan potensi ancaman, perusahaan keamanan Bkav baru-baru ini mengumumkan peningkatan dalam jumlah komputer yang terinfeksi oleh malware Fabookie. Malware ini dirancang khusus untuk menyerang akun Facebook Business, yang berarti peretas dapat menggunakan akun korban untuk menjalankan iklan secara diam-diam tanpa diketahui oleh pemilik akun. Ini adalah contoh bagaimana data yang diretas atau dicuri dapat dimanfaatkan dengan cara yang merugikan.

Dalam menghadapi ancaman keamanan siber seperti ini, penting bagi pengguna internet untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Salah satunya adalah membatasi penggunaan fungsi penyimpanan kata sandi di browser, terutama untuk akun-akun yang penting. Selain itu, menggunakan perangkat lunak anti-virus dapat membantu menjaga keamanan komputer pribadi serta sistem di lembaga, organisasi, dan perusahaan. Dengan tetap hati-hati menggunakan aplikasi AI yang membuat foto bergaya anime, kita dapat mengurangi risiko yang terkait dengan aplikasi AI dan ancaman siber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *