Prancis menghancurkan lebih dari 300 juta liter anggur

Prancis menghancurkan lebih dari 300 juta liter anggur

Liputandelapan8.com, Prancis – Prancis akan menghancurkan lebih dari 300 juta liter anggur, jumlah yang cukup untuk mengisi 100 kolam renang Olimpiade. Hal ini terjadi akibat produksi yang berlebihan karena adanya penurunan permintaan dari konsumen.

Pada tanggal 25 Agustus, Menteri Pertanian Prancis, Marc Fesneau, mengumumkan rencana tambahan pengeluaran sebesar 40 juta euro. Ini akan melengkapi anggaran sebesar 160 juta euro yang telah disetujui oleh Uni Eropa (UE) untuk mengatasi situasi berlebihnya produksi anggur di negara tersebut. Langkah ini diambil untuk menghancurkan hampir 80 juta galon (303 juta liter) anggur yang berlebihan.

Fesneau menyatakan bahwa keputusan ini bertujuan untuk “mencegah penurunan harga dan membantu produsen anggur dalam menemukan sumber pendapatan,” terutama mengingat penurunan tajam dalam konsumsi anggur di Eropa.

Dengan subsidi ini, para produsen akan memproses anggur untuk memisahkan alkohol murni dari cairan tersebut. Kemudian, alkohol ini dapat digunakan sebagai bahan baku dalam produksi hand sanitizer, pembersih, atau bahkan parfum. Jumlah anggur yang dihancurkan cukup untuk mengisi sekitar 100 kolam renang ukuran Olimpiade.

Menurunnya permintaan anggur


Beberapa daerah penghasil wine utama di Prancis, terutama Bordeaux, sedang menghadapi serangkaian tantangan. Tantangan-tantangan ini terkait dengan perubahan perilaku konsumsi alkohol, beban biaya hidup yang meningkat, dan dampak dari pandemi Covid-19.

Asosiasi petani setempat mengungkapkan bahwa sepertiga dari produsen anggur di wilayah Bordeaux sedang mengalami kesulitan finansial. Penurunan permintaan anggur menyebabkan kelebihan pasokan dan penurunan harga anggur.

Kerugian karena produksi berlebih

Data dari Washington Post menunjukkan bahwa pada tahun 1926, rata-rata orang dewasa di Prancis mengonsumsi 136 liter anggur setiap tahun. Namun, saat ini jumlah tersebut turun menjadi sekitar 40 liter, menunjukkan penurunan minat konsumen terhadap wine.

Wilayah Languedoc, yang merupakan wilayah penghasil anggur terbesar di barat daya Prancis, terkenal dengan anggur merahnya, juga merasakan dampak negatif akibat menurunnya permintaan. Jean-Philippe Granier, anggota asosiasi pembuat anggur Languedoc, mengatakan bahwa mereka mengalami kerugian karena produksi yang berlebihan dan harga jual yang lebih rendah dari biaya produksi.

Menteri Fesneau menekankan bahwa industri anggur Prancis harus “berpikir ke depan, menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen, dan beradaptasi” dengan situasi yang baru.

Kementerian Pertanian Prancis mengumumkan anggaran sebesar 57 juta euro pada bulan Juni. Anggaran ini digunakan untuk meratakan sekitar 9.500 hektar tanaman anggur di wilayah Bordeaux. Upaya juga dilakukan untuk mendorong kebun anggur untuk beralih ke tanaman lain seperti zaitun sebagai alternatif.

Dalam usaha menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri anggur Prancis, keputusan untuk menghancurkan lebih dari 300 juta liter anggur menjadi langkah yang kontroversial namun perlu diambil. Meskipun keputusan tersebut mungkin sulit diterima bagi banyak orang, langkah ini diambil dengan harapan dapat menjaga stabilitas pasar. Selain itu, langkah ini juga diharapkan mendorong inovasi di sektor industri ini. Industri anggur Prancis, dengan sejarah dan tradisi yang kaya, tetap perlu menghadapi perubahan tren konsumen dan tantangan ekonomi modern. Dengan dukungan dari pemerintah dan upaya adaptasi, diharapkan industri anggur Prancis dapat terus berkembang dan bertahan di tengah dinamika yang terus berubah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *