Liputandelapan8.com, Jakarta – Pengarang Slam Dunk Berbicara Soal Sekuel Film Live Action, Slam Dunk sukses dikenal sebagai manga shonen bagi pembaca laki-laki. Komik fenomenal berasal dari dekade 1990-an dibuat oleh Takehiko Inoue dan menceritakan tentang klub basket SMA Shohoku di wilayah Shonan. Dalam sebuah acara bincang-bincang Court Side in Theater Final beberapa waktu lalu, dia berbicara mengenai adaptasi film live action dan kemungkinan sekuelnya.
“Jika saya mengatakan akan ada sekuel atau mengatakan tidak akan ada sekuel, bukankah pernyataan itu mengikat saya? Seperti jika saya mengatakan akan ada sekuel, tapi ternyata tidak ada. Tidak, itu adalah hal yang buruk,” katanya dilansir dari Comicbook.
Membuat film ini menjadi sedikit lebih baik
“Dan kalau aku bilang tidak akan ada, bahkan jika aku ingin menggambarnya, aku tidak akan bisa. Jadi aku tidak akan mengatakan apapun sekarang,” sambungnya. Takehiko Inoue menuturkan proses pembuatan film dikerjakannya dengan sungguh-sungguh. Pria berusia 56 tahun yang juga sutradara adaptasi live-action menegaskan, versi terbaik telah digarapnya selama ini.
“Saya hanya ingin melakukan semua yang saya bisa untuk membuat film ini menjadi sedikit lebih baik. Para staf juga penuh dengan orang-orang yang melakukan yang terbaik,” kata Inoue. Adaptasi tersebut menandai debut Inoue sebagai sutradara. Produser film dan musik Ryuta Koike mengatakan para staf punya mantra untuk mengadaptasi Slam Dunk.
Sebuah film benar-benar lengkap ketika penonton melihatnya
“Walaupun filmnya sudah selesai, sebuah film tidak ada nilainya kecuali penontonnya melihatnya. Sebuah film benar-benar lengkap ketika penonton melihatnya, ketika sudah tersampaikan kepada mereka masing-masing. Hal yang sama juga berlaku untuk manga. Jadi saya harap itu terjadi,” ujar Ryuta Koike.
Adaptasi Slam Dunk memenangkan Animation of the Year di Penghargaan Film Akademi Jepang tahunan ke-46. Toshiyuki Matsui, produser film tersebut, menerima penghargaan umum tahun ini untuk Penghargaan Fujimoto tahunan ke-42 dari Eiga Engeki Bunka Kyōkai (Asosiasi Budaya Teater Film).