Liputandelapan8.com, Paris – Di tengah perubahan tren dan preferensi transportasi, skuter listrik tampaknya tidak lagi populer di Paris. Dulu dianggap sebagai solusi mobilitas yang praktis dan ramah lingkungan, skuter listrik kini menghadapi tantangan baru dalam menjaga daya tariknya di kota yang dikenal dengan sistem transportasi yang beragam dan dinamis.
Paris adalah salah satu lokasi yang paling awal menerapkan layanan penyewaan skuter listrik di Eropa. Sejak tahun 2018, pemerintah ibu kota Prancis telah memberi izin kepada masyarakat untuk menyewa skuter listrik melalui aplikasi. Skuter listrik diiklankan sebagai alternatif yang menjanjikan dan ramah lingkungan terhadap mobil, khususnya dalam upaya kota untuk mengurangi polusi.
Paris sepenuhnya melarang penyewaan skuter listrik
Beberapa kota, seperti London, memperbarui kontrak dengan perusahaan persewaan skuter, namun Paris kembali menjadi ibu kota pertama di Eropa yang sepenuhnya melarang penyewaan skuter listrik mulai 1 September.
Pengelolaan skuter listrik di Paris sangat berantakan, dengan banyak pengguna, kebanyakan wisatawan, meninggalkan kendaraan mereka di trotoar. Di samping itu, banyak orang yang dengan santainya mengendarai skuter ke trotoar atau tempat-tempat ramai. Bahkan, banyak skuter yang dibuang ke Sungai Seine. Paris juga mencatat banyak korban luka, bahkan kematian, akibat skuter listrik yang bertabrakan dengan pejalan kaki.
Sebelum serangkaian kecelakaan tersebut, Walikota Paris Anne Hidalgo telah berjanji untuk memperketat peraturan mengenai kendaraan listrik, termasuk penerapan batas kecepatan, denda berat bagi pengendara yang ugal-ugalan, dan penanganan parkir sembarangan.
Pada tahun 2019, pemerintah Prancis memasukkan skuter listrik ke dalam daftar alat transportasi yang harus diatur. Ini mencakup penerapan peraturan nasional terkait kecepatan dan kapasitas.
Pada akhir tahun itu, pemerintah Paris memutuskan untuk membatasi jumlah operator skuter listrik menjadi tiga perusahaan, yaitu Lime, Dott, dan Tier. Masing-masing operator hanya diizinkan untuk menyediakan 5.000 kendaraan di jalan-jalan Ibu Kota.
Pada tahun 2021, seorang wanita Italia yang sedang berjalan di sepanjang Sungai Seine menjadi korban ketiga yang tertabrak dan terbunuh oleh skuter listrik. Dalam insiden tersebut, dua orang yang mengendarai skuter menabraknya.
Dalam beberapa bulan berikutnya, pemerintah Paris mempertimbangkan opsi untuk melarang penggunaan skuter listrik secara keseluruhan, namun akhirnya hanya mengeluarkan lebih banyak peraturan. Perusahaan penyewaan skuter listrik diwajibkan membatasi perangkat mereka agar tidak dapat melebihi kecepatan “lambat”, yaitu tidak lebih dari 10 km/jam.
Pada bulan April, Paris mengadakan referendum, dan hasilnya menunjukkan bahwa 90% peserta mendukung larangan penyewaan skuter listrik. Larangan tersebut resmi diberlakukan pada tanggal 1 September. Hal inilah yang memperngaruhi mengapa skuter listrik tidak lagi populer di Paris.