Liputandelapan8.com, Jakarta – Kisah Tentang Wanita Yang Meninggal Sehabis Perbesar Payudara, pria ini viral usai berbagi kisah sedih kehilangan sang istri selamanya. Istrinya meninggal lima hari usai prosedur pembesaran payudara. Pria tersebut bercerita bahwa awalnya istrinya yang bernama Chen Wei San hanya ingin perawatan untuk mengencangkan wajah. Dia pun datang ke sebuah rumah di Skudai, Johor, pada 29 Juli 2023 untuk mencari seorang wanita yang mengklaim sebagai ahli kecantikan untuk facial.
Saat berada di sana, wanita yang mengaku ahli kecantikan itu membujuk Chen agar sekalian melakukan pembesaran payudara. Prosedur dilakukan dengan menyuntikkan dermal filler ke dada.
Menurut keterangan suami, Chen merasa pusing dan sakit pada bagian dadanya setelah melakukan prosedur kecantikan itu. Chen mengira itu reaksi normal dan tidak terlalu mengkhawatirkannya. Dia juga sempat bisa tidur seperti biasanya.
Namun keesokan harinya rasa sakit bertambah parah hingga tak tertahankan. Chen pun memeriksakan diri ke sebuah klinik dan dokter mengatakan bahwa dia berada dalam situasi berbahaya.
Dokter di klinik tersebut mendiagnosa Chen mengalami kondisi semacam overdosis obat. Suami Chen langsung melarikannya ke rumah sakit yang lebih besar untuk mendapatkan perawatan intensif. Pada 1 Agustus 2023, kondisi Chen memburuk. Dia tidak sanggup bergerak atau berjalan. Chen juga merasakan sakit di punggung dan kedua kakinya.
Satu hari setelahnya Chen masuk ruang ICU untuk perawatan darurat pada pukul 5 pagi. Namun dua jam kemudian wanita 29 tahun ini dinyatakan meninggal dunia.
Meninggal karena Infeksi Bakteri
Berdasarkan hasil autopsi oleh dokter forensik, bagian dada Chen dipenuhi bakteri dan kematiannya dicurigai akibat infeksi bakteri. Namun penyebab pasti kenapa bisa sampai ada banyak bakteri di dada tidak dijelaskan.
Seperti diberitakan media lokal Oriental Daily, meninggalnya Cgen diklasifikasikan sebagai kasus ‘kematian mendadak’. Namun keluarga tak terima dengan keputusan itu karena menganggap kematiannya tak wajar. Mereka bersikeras bahwa ahli kecantikan yang melakukan injeksi pembesaran payudara yang harus bertanggungjawab.
“Ini sangat tidak adil. Dia (ahli kecantikan) sudah membuat orang terbunuh dan masih bisa lolos tanpa ditangani atau dihukum,” kata suami Chen.
Ketua Komite Kesehatan dan Persatuan Negara Johor, Ling Tian Soon, menyarankan keluarga Chen agar mengajukan keluhan ke Departemen Kesehatan Johor. Dengan membuat laporan, departemen bisa melakukan penyelidikan terperinci.
Pihak yang memiliki otoritas akan memeriksa apakah ahli kecantikan tersebut memiliki izin dan beroperasi sesuai standar prosedur keamanan. Ling juga mendesak masyarakat untuk memastikan bahwa klinik tersebut disertifikasi oleh Kementerian Kesehatan Malaysia dan bahwa orang yang menyediakan layanan tersebut memiliki lisensi yang relevan.