Liputandelapan8.com, Jakarta – ‘Visa emas’ pertama di Indonesia telah diberikan kepada bapak ChatGPT, CEO OpenAI, Sam Altman. Visa ini memberikan kemudahan tinggal dalam jangka panjang dengan berbagai keistimewaan.
“Beberapa golden visa yang berbasis non-investasi, seperti yang diberikan kepada selebriti dunia, dapat memberikan manfaat bagi Indonesia. Namun, untuk mendapatkan golden visa, seseorang harus direkomendasikan oleh pemerintah pusat Indonesia,” demikian diungkapkan dalam siaran pers Badan Imigrasi Indonesia.
Sam Altman adalah sosok yang mendunia, sebagai CEO dan salah satu pendiri OpenAI, sebuah perusahaan riset dan aplikasi kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat. Namanya semakin mencuat setelah OpenAI meluncurkan ChatGPT pada akhir tahun 2022.
Pada bulan Juni tahun lalu, CEO OpenAI ini pergi ke Indonesia untuk berbagi pengetahuannya tentang kecerdasan buatan. Hal ini mencerminkan peran pentingnya dalam perkembangan teknologi dan keterlibatannya dalam upaya kolaborasi global.
Penghargaan atas sumber daya yang dibawanya ke Indonesia
Dengan visa emas ini, Sam Altman dapat menikmati sejumlah keistimewaan, seperti prioritas masuk di bandara, kemudahan masuk dan keluar Indonesia, serta izin tinggal jangka panjang.
Menurut Karim, pejabat Badan Imigrasi Indonesia, “Ini merupakan tindakan nyata dalam upaya mengembangkan ekosistem AI di Indonesia. Dia tidak perlu mengajukan permohonan izin tinggal sementara (ITAS) di kantor imigrasi. Kami menyambutnya dengan karpet merah sebagai penghargaan atas sumber daya yang dibawa oleh Sam Altman ke Indonesia.”
Meskipun begitu, laporan tidak menyebutkan apakah Sam Altman juga berinvestasi di Indonesia. Perwakilan Altman juga belum memberikan komentar terkait hal ini.
Indonesia sebelumnya telah memperkenalkan berbagai kategori visa baru untuk menarik orang asing kaya dengan tujuan meningkatkan perekonomian negara. Bali menjadi fokus utama dalam upaya menarik pengunjung yang ingin menginap jangka panjang. Visa emas ini akan berlaku selama 5 hingga 10 tahun, mulai dari tanggal 25 Desember tahun ini. Syaratnya adalah pemohon visa emas harus memiliki setidaknya dua miliar rupiah Indonesia (sekitar 130.000 USD) yang disimpan di bank pemerintah Indonesia. Langkah ini diambil mengikuti langkah Selandia Baru dan Portugal yang juga memperkenalkan “visa nomaden digital” untuk menarik pekerja internasional yang ingin tinggal dan bekerja di negara tersebut.
Fenomena Digital Nomad
Menurut laporan dari Business Insider, banyak negara di dunia yang mulai menerapkan program serupa untuk menarik talenta. Gaya hidup digital nomad semakin populer, terutama setelah masa pandemi COVID-19. Penelitian yang dilakukan oleh MBO Partners pada akhir tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 15,5 juta orang Amerika mengidentifikasi diri mereka sebagai digital nomad. Ini adalah fenomena yang semakin berkembang di seluruh dunia.
Dengan pemberian ‘Visa emas’ pertama di Indonesia yang diberikan kepada bapak ChatGPT, Indonesia memasuki babak baru dalam upayanya untuk menjadi pusat pengembangan teknologi dan kecerdasan buatan. Keputusan ini juga mencerminkan kesadaran akan pentingnya menarik talenta global untuk berkontribusi dalam perkembangan ekosistem AI di negara tersebut. Dengan Bali sebagai salah satu fokus utama, visa emas membuka pintu bagi individu seperti Sam Altman untuk berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia dan sekaligus memanfaatkan keistimewaan yang ditawarkan oleh negara tersebut. Dengan langkah ini, Indonesia berharap untuk semakin bersaing dalam ranah teknologi dan inovasi di tingkat global.