Banjir bandang di Libya ‘seperti tsunami setinggi 7 meter’

Banjir bandang di Libya 'seperti tsunami setinggi 7 meter'

Liputandelapan8.com, Libya–  Banjir bandang seperti tsunami setinggi mencapai 7 meter melanda kota di pesisir Libya, menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Bahkan diperkirakan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pemulihannya.

“Bencana ini sangat mengerikan. Banyak orang masih hilang, mayat-mayat terdampar di pantai, dan rumah-rumah hancur,” kata Yann Fridez, ketua delegasi Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Libya, pada tanggal 14 September.

Hujan lebat akibat dampak Badai Daniel menyebabkan dua bendungan di hulu sungai yang mengalir melalui kota Derna jebol pada tanggal 11 September. Air banjir menyapu kota ini, menghancurkan dan menghanyutkan segalanya ke laut.

Banjir bandang menewaskan lebih dari 11.300 orang

“Aliran airnya lebih tinggi dari gedung 6 lantai yang menyapu tempat ini seperti tsunami,” kata mantan menteri kesehatan Libya, Reida El Oakley. Banjir bandang ini telah menewaskan lebih dari 11.300 orang di kawasan ini. Bahkan, para pejabat khawatir jumlah korban tewas akan terus meningkat dengan cepat karena masih banyak korban yang hilang.

“Fridez menambahkan bahwa banjir bandang di Libya yang seperti tsunami setinggi 7 meter itu telah menyapu bangunan dan infrastruktur ke laut. Kemungkinan diperlukan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun bagi warga Libya untuk pulih dari bencana ini,” kata Fridez.

ICRC menyatakan bahwa akses ke wilayah yang terkena banjir bandang masih menjadi tantangan besar karena banyak jalan yang rusak. Tim pendukung ICRC telah mendistribusikan sekitar 6.000 kantong jenazah kepada tim forensik di kota Benghazi untuk keperluan pemakaman jenazah.

Khaled Al-Shuwaihed dari Libya menggambarkan situasi di Derna sebagai “bencana”.

“Ia merenggut semua teman saya,” ujar Al-Shuwaihed. “Teman-teman saya meninggal saat berada di puncak lembah. Seseorang bernama Nasir Fatoury dan anak-anaknya diyakini tewas, namun jenazah mereka belum ditemukan hingga saat ini.”

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperkirakan sedikitnya 5.000 orang masih hilang. Meskipun pejabat setempat mengatakan sekitar 10.000 orang belum ditemukan, mereka mungkin telah tersapu ke laut oleh air banjir atau terkubur di reruntuhan. Abdulmenam al-Ghaithi, Walikota Derna, memperingatkan pada 13 September bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai 18.000 hingga 20.000 orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *