Liputandelapan8.com, Jakarta – Wanita Ini Alergi hampir Semua Makanan, Tampak dari luar, Mia Silverman terlihat seperti wanita muda pada umumnya. Namun ternyata tubuh wanita 20 tahun ini sangat rentan terhadap alergi, salah makan sedikit saja, nyawa nya bisa terancam. Mia mengalami kondisi alergi parah yang membuat pilihan makan nya sangat terbatas. Dia punya lebih dari 50 alergi dan hampir semuanya anafilaksis, yakni reaksi alergi berat yang bisa terjadi dengan cepat dan dapat menyebabkan syok.
Hampir semua bahan makanan dapat memicu alergi berat pada Mia. Mulai dari kacang, minyak kacang, almond, kacang Brasil, kacang mede, hazelnut, macadamia, semua biji-biijan dan minyak nya, MSG, telur, mentega, krim, perasa serta pewarna buatan.
Sangat sulit bagi Mia untuk menyantap makanan yang dia inginkan
“Sejak lahir, saya kesulitan mencerna makanan seperti produk susu, ketika saya berusia 2 tahun, ayah membawa pulang kue yang berisi kacang-kacangan. Tenggorokan saya langsung tercekat, seluruh tubuh penuh ruam dan muntah-muntah,” terangnya, seperti dikutip dari New York Post.
Sangat sulit bagi Mia untuk menyantap makanan yang dia inginkan. Misalnya ketika ingin mencoba makanan China, keinginan itu harus diredam karena cukup banyak kandungan minyak wijen di dalamnya.
“Saya cenderung makan makanan utuh seperti steak dan pasta. Begitu mulai mengonsumsi makanan olahan pabrik, di situlah masalahnya dimulai,” tambahnya.
Mia juga alergi terhadap semua jenis ikan, begitu pula banyak varian buah seperti kiwi, semangka, mangga, apel, peach, pir dan ceri. Lentil, buncis, lateks, dan protein whey juga termasuk dalam daftar yang dapat mengancam jiwa nya.
Hanya beberapa bahan makanan yang bisa dibilang ‘sedikit’ aman bagi Mia, karena hanya menimbulkan gejala alergi ringan. Makanan tersebut di antaranya cokelat, kopi, saffron, susu, keju, terong, zucchini dan paprika.
Sering kali di-bully hingga SMA
Alergi terhadap hampir semua jenis makanan membuat Mia merasa terkucilkan. Sebab dia harus berhati-hati ketika makan di luar rumah sehingga sulit baginya untuk bersosialisasi dengan teman sebaya.
“Saya benar-benar kesulitan di sekolah dan kesehatan mental saya terganggu. Saya sering kali di-bully hingga SMA. Dan saya sudah lebih baik sekarang, tapi ketika masih kecil. Sangat sulit, saya selalu merasa takut bahwa apa pun yang saya makan berpotensi membunuh saya,” ucapnya.
Alerginya yang parah semasa kecil menyebabkan dia merasa dikesampingkan, diintimidasi, dan ditinggalkan oleh anak-anak di sekolah. Hal itu akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental yang berujung pada depresi dan gangguan kecemasan.
“Banyak anak yang mengolok-olok saya dan membuat lelucon tentang memasukkan kacang ke dalam makanan saya. Uuntuk melihat apa yang terjadi,” curhatnya.
“Setiap kali pergi ke pesta, saya harus membawa makanan dan kue kecil sendiri. Itu menyebalkan karena merasa tidak bisa berpartisipasi dalam hal apa pun,” akunya. Mia telah mencoba berbagai macam pengobatan namun belum ada yang benar-benar berhasil. Para dokter yang memeriksa menduga dia mengalami kondisi autoimun yang belum bisa didiagnosa.
Meski begitu, Mia melakukan segala yang dia bisa untuk menjalani kehidupan yang normal dengan daftar alergi yang mengancam nyawanya, mencoba memanfaatkannya sebaik mungkin. Dia juga membuat konten di TikTok untuk mengedukasi orang-orang tentang kondisi yang dialaminya.
“Sungguh luar biasa saya bisa menjadi figur publik untuk kewaspadaan akan alergi, sesuatu yang belum pernah saya alami saat tumbuh dewasa. Saya bersyukur bisa menemukan sisi positif dari sesuatu yang selama ini menjadi hal negatif dalam hidup saya,” pungkasnya.