Thailand kalah dari Iran di babak 1/8 Asiad 19

Thailand kalah dari Iran di babak 1/8 Asiad 19

Liputandelapan8.com, Jakarta – Dua kesalahan individu menyebabkan Thailand kalah 0-2 dari Iran pada babak 1/8 Asiad 19 di Shangcheng Sports Center (Hangzhou) pada 27 September.

Thailand kalah dari Iran setelah hanya berhasil meraih satu tiket di babak 1/8 Asiad 19 sebagai salah satu dari empat tim peringkat ketiga dengan rekor bagus, namun Thailand bermain adil dengan juara grup B, yaitu Iran. Meski demikian, wakil Asia Tenggara tidak bisa membuat kejutan. Mereka kebobolan dua gol secara merata di setiap babak, keduanya disebabkan oleh kesalahan pertahanan yang patut disalahkan.

Dibandingkan dengan Vietnam, Thailand menciptakan posisi yang lebih baik saat menghadapi Iran. Anak didik Issara Sritaro bahkan punya kans bersih untuk membuka skor. Pada menit keempat, Bandehlo (Iran) kehilangan bola tepat di depan kotak penalti, menciptakan kondisi bagi Yotsakon Burapha untuk mencetak gol. Tendangan striker nomor 9 itu tepat mengarah ke posisi Hosseini – kiper yang memimpin Piala Dunia 2022.

Yotsakon, pemain yang mencetak gol di masa tambahan waktu di penghujung babak kedua final SEA Games 2023, tampil menonjol di tim Thailand. Di babak pertama, penyerang berusia 18 tahun itu kembali mencetak tiga gol ke arah gawang Iran. Suatu kali ia memasukkan bola ke gawang Hosseini namun terjebak offside.

Kesalahan serius dilakukan kiper Lakhonphon

Iran berada dalam posisi yang lebih baik dan menguasai bola lebih banyak, tetapi tidak menciptakan peluang yang jelas. Namun, mereka tetap membuka keunggulan lebih awal berkat kesalahan serius yang dilakukan oleh kiper Lakhonphon. Penjaga gawang Thailand tersebut ragu-ragu, sehingga membiarkan striker Amirarsalan Mohatahri mendekat. Sapuan Lakhonphon membentur kaki Mohatahri dan langsung terbang ke gawang, mengejutkan para pemain Thailand.

Sementara Lakhonphon bermain ragu-ragu di tim Thailand, Hosseini memberikan dukungan yang kuat bagi pertahanan Iran. Berkali-kali, kiper berusia 31 tahun itu mengoreksi pemain belakang. Contoh tipikalnya adalah saat dia terburu-buru melakukan penyelamatan setelah umpan ceroboh dengan lutut Nasiri. Di penghujung babak pertama, Hosseini pun menang melawan Kittisak Phutchan secara langsung.

Babak kedua terus diwarnai serangan saling balas dari kedua kubu. Iran punya peluang menggandakan ketertinggalan di awal babak, namun Mohatahri tak mampu menaklukkan Lakhonphon. Setelah itu, Thailand bangkit dengan kuat, menciptakan banyak peluang berbahaya. Dari situasi-situasi tersebut, tim kaos biru memberikan banyak momen yang mengkhawatirkan bagi pertahanan Iran. Situasi paling kentara datang dari Purachet pada menit ke-63, namun sundulan pemain bernomor punggung 7 masih melambung di atas mistar dalam posisi yang kosong.

Dalam 15 menit terakhir, Iran secara proaktif mundur untuk mempertahankan keunggulan. Dengan kekuatan yang lebih kuat, tidak sulit bagi perwakilan Asia Barat untuk mengerahkan postur pertahanan yang aktif. Segalanya menjadi lebih mudah bagi Iran ketika mereka mendapat hadiah lain di menit 81. Bek Thailand itu menghalau bola dan memukul Mamizadeh, sehingga pemain nomor 17 Iran itu bisa berhadapan dengan kiper. Lakhonphon harus melakukan pelanggaran di area penalti dan menerima penalti. Dari jarak 11 meter, Salmani tidak melakukan kesalahan sehingga menambah skor menjadi 2-0.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *