Alat AI dapat mendiagnosis 99% kanker kulit dengan tepat

Alat AI dapat mendiagnosis 99% kanker kulit dengan tepat

Liputandelapan8.com, Jakarta – Penemuan alat perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh Birmingham NHS Foundation Trust dapat secara akurat mendiagnosis 99% kanker kulit dengan tepat, bahkan melanoma kulit, jenis kanker paling agresif.

Studi tersebut dipresentasikan pada Kongres Dermatologi dan Venereologi Eropa 2023, 11 Oktober. Menurut para ahli, AI dapat mendeteksi kasus kanker yang kemungkinan besar menyebabkan kematian sejak tahap awal.

“Penelitian telah membuktikan bahwa AI berkembang dan belajar dengan cepat, dengan akurasi yang tinggi. Fondasinya adalah peningkatan dalam teknik pelatihan AI dan kualitas data yang digunakan untuk membuat AI,” kata Dr. Kashini Andrew, seorang penulis utama studi tersebut, yang bekerja di Rumah Sakit Universitas Birmingham NHS Foundation Trust.

Alat AI dapat mendiagnosis 99% kanker kulit ganas dengan tepat

Perangkat lunak AI baru telah mengevaluasi lebih dari 22.300 kasus dugaan kanker kulit dalam 2,5 tahun. Ini mendeteksi 189 dari 190 kanker kulit (99,5%), 541 dari 585 lesi prakanker (92,5%), dan seluruh 59 melanoma.

Model AI pertama, yang diuji pada tahun 2021, hanya mendeteksi 85,9% (195 dari 227) kasus melanoma, 83,8% (903 dari 1.078) kasus kanker kulit, dan 54,1% (496) kasus kanker kulit.

Menurut Dr. Andrew, versi terbaru perangkat lunak ini telah menyimpan lebih dari 1.000 panggilan konsultasi langsung di lembaga perawatan dari April 2022 hingga Januari 2023. Versi ini merupakan sesuatu yang telah mendukung banyak pasien yang membutuhkan perawatan mendesak. Namun, para peneliti mencatat bahwa perangkat lunak ini tidak dapat menggantikan dokter kulit. Disarankan, perangkat lunak ini sebaiknya digunakan secara bersamaan dengan layanan medis profesional.

“Kami ingin menekankan bahwa AI tidak boleh digunakan sebagai alat yang berdiri sendiri dalam mendeteksi kanker kulit. AI juga tidak dapat menggantikan dokter kulit,” kata Dr. Irshad Zaki, seorang konsultan dokter kulit di UHB NHS Foundation Trust, salah satu penulis penelitian tersebut.

Selama pengujian, perangkat lunak ini melewatkan satu kasus karsinoma sel basal. Pasien ini kemudian ditemukan melalui “jaring pengaman” oleh para dokter kulit. Hal ini semakin menegaskan bahwa AI tidak seharusnya menjadi satu-satunya metode diagnosis.

“Setelah penelitian lebih lanjut dan pemantauan yang tepat, AI mungkin dapat digunakan sebagai alat bantu klasifikasi. Namun, metode apa pun harus terbukti hemat biaya. AI saat ini bukanlah alat yang independen dalam pemeriksaan dan pengobatan dermatologis,” tambah Dr. Andrew.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *