Ambil cacing hidup yang berenang di otak wanita tersebut

Ambil cacing hidup yang berenang di otak wanita tersebut

Liputandelapan8.com, Canberra – Tim dokter menemukan cacing sepanjang 8 cm hidup di dalam otak pasien wanita berusia 64 tahun. Saat di ambil, cacing yang berenang di otak wanita tersebut masih hidup.

Cacing gelang, Ophidascaris robertsi, telah diangkat dari otak melalui pembedahan oleh dokter di Australian National University (ANU) dan Rumah Sakit Canberra. Tim bedah menduga larva cacing tersebut telah menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut, termasuk hati dan paru-paru.

“Ini adalah kasus infeksi Ophidascaris pada manusia yang pertama di dunia. Sepengetahuan kami, ini juga merupakan kasus pertama pada mamalia. Biasanya, larva cacing gelang ditemukan pada mamalia berukuran kecil yang berkantung. Mereka menjadi mangsa ular piton, melengkapi siklus hidup mereka pada reptil ini,” kata Sanjaya Senanayake, seorang spesialis penyakit menular di ANU dan Rumah Sakit Canberra. Ia menambahkan bahwa inang cacing ini seharusnya adalah ular piton, bukan manusia.

Para peneliti telah mempublikasikan temuan mereka dalam jurnal Emerging Infectious Diseases pada Agustus 2018. Menurut laporan tersebut, wanita tersebut tertular cacing ini setelah memakan Warrigal (kubis ketan), suatu varietas lokal. Pasien ini memanen dan memasak sayurannya sendiri di rumah.

Gejala awal

Karina Kennedy, seorang profesor di ANU Medical School dan direktur mikrobiologi klinis di Rumah Sakit Canberra, menjelaskan bahwa gejala pada wanita tersebut pertama kali muncul pada Januari 2021, dan semakin memburuk setelah tiga minggu, sehingga dia harus dirawat di rumah sakit.

Awalnya, pasien mengalami sakit perut dan diare, yang kemudian berkembang menjadi demam, batuk, dan sesak napas. Kennedy berspekulasi bahwa gejala tersebut mungkin disebabkan oleh larva cacing gelang yang berpindah dari usus ke organ lain seperti hati dan paru-paru. Meskipun rumah sakit melakukan pengambilan sampel pernapasan dan biopsi paru-paru, tidak ditemukan adanya parasit.

“Saat itu, upaya untuk mengidentifikasi larva mikroskopis yang sebelumnya belum pernah muncul di tubuh manusia adalah seperti mencari jarum di tumpukan jerami,” ujarnya.

Pada tahun 2022, wanita tersebut menunjukkan tanda-tanda kelupaan dan depresi. Ia pergi ke dokter, menjalani pencitraan resonansi magnetik, dan menemukan adanya kerusakan di otaknya. Ahli saraf kemudian terkejut ketika menemukan adanya cacing gelang parasit, dan mereka memutuskan untuk melakukan operasi ambil cacing yang hidup berenang di otak wanita tersebut. Saat ini, wanita tersebut telah pulih sepenuhnya dan terus diawasi oleh dokter spesialis.

Risiko penularan

Dr. Senanayake menyatakan bahwa kasus ini menyoroti risiko penularan zoonosis. Ophidascaris tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, tambahnya, sehingga tidak akan menimbulkan pandemi. Namun, ular dan parasit ini ditemukan di berbagai belahan dunia, sehingga kemungkinan kasus serupa bisa tercatat di dunia ilmiah.

Biasanya, sayur-sayuran menjadi habitat bagi ular piton. Kotoran ular mengandung telur dari berbagai parasit dan cacing. Cacing gelang Ophidascaris hidup di dalam tubuh Karpet Python, terutama di kerongkongan dan lambungnya. Menurut ANU, jenis cacing ini sangat tangguh dan bisa tumbuh subur di berbagai lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *