Bahan bakar cair baru ini tahan api

Bahan bakar cair baru ini tahan api

Liputandelapan8.com, Jakarta – Sebuah tim insinyur di Universitas California Riverside baru-baru ini mengembangkan bahan bakar cair yang tahan api dan hanya menyala ketika arus listrik melewatinya. Penemuan ini membantu membatasi terjadinya kebakaran dikemudian hari.

Sifat bahan bakar yang mudah terbakar menjadikan kebakaran sebagai risiko besar bagi industri ini. Insinyur kimia di Universitas California Riverside mengembangkan bahan bakar cair tahan api, membantu mengurangi risiko kebakaran yang tidak diinginkan selama penyimpanan atau transportasi. Hasil penelitian ini dipublikasikan di Journal of the American Chemical Society.

Bahan bakar baru ini berasal dari larutan ionik

Bahan bakar baru ini hanya dapat menyala bila arus listrik melewatinya. “Jenis bahan bakar yang sering kita gunakan tidak terlalu aman. Bahan bakar ini mudah menguap dan mudah terbakar, dan api tersebut sangat sulit dipadamkan. Akan lebih mudah untuk mengendalikan tingkat kecenderungan bahan bakar terbakar dan mencegahnya terbakar ketika ada arus listrik,” kata Yujie Wang, seorang mahasiswa pascasarjana teknik kimia di University of California Riverside dan rekan penulis studi tersebut.

Bahan bakar baru ini berasal dari larutan ionik, sejenis garam cair. “Ini mirip dengan garam yang kami gunakan untuk membumbui makanan, natrium klorida. Jenis yang kami gunakan untuk proyek ini memiliki titik leleh lebih rendah dibandingkan garam meja, tekanan uap rendah, dan sepenuhnya organik,” kata Wang.

Untuk mengembangkan bahan bakar ini, tim peneliti mengubah formula larutan ionik dengan menggunakan perklorat sebagai pengganti klorin. Mereka kemudian menguji apakah larutan baru tersebut akan terbakar jika terkena api dari korek api.

Hasilnya, bahan bakar tersebut tidak menyala. “Suhu dari pemantik api biasa cukup tinggi, dan jika ingin terbakar, ia akan terbakar,” jelas Wang. Biasanya, kebakaran terjadi ketika bahan bakar yang mudah terbakar berubah menjadi gas, dengan adanya oksigen pada suhu tinggi.

Tim kemudian mengevaluasi efisiensi bahan bakar baru ini dengan mengujinya dengan tegangan listrik. Dalam hal ini, bahan bakar tersebut terbakar.

“Ketika kita memutus aliran listrik, apinya akan hilang. Kita dapat mengulangi proses ini berkali-kali, memberikan tegangan listrik, melihat asap membubung, menyalakan asap hingga menyala, lalu mematikannya. Kami sangat bangga karena saya sangat bersemangat untuk menemukan sebuah mekanisme yang dapat saya mulai dan hentikan dengan sangat cepat,” kata Wang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *