Liputandelapan8.com, Jakarta -Banyak barang rumah tangga yang terdapat di dalam limbah elektronik terbuang sia-sia mengandung logam mulia berharga seperti litium, emas, perak, dan tembaga.
Setiap tahun, konsumen membuang atau menyimpan perangkat elektronik yang tidak terpakai dalam jumlah besar. Barang-barang seperti mainan, kabel, rokok elektrik, perkakas, sikat gigi elektrik, alat cukur, headphone, dan banyak logam mulia dalam limbah elektronik terbuang sia-sia. Permintaan bahan-bahan ini diperkirakan akan meningkat karena peran kunci yang mereka mainkan dalam industri ramah lingkungan yang berkembang pesat. Peningkatan ini seperti produksi baterai kendaraan listrik. Di Eropa sendiri, permintaan tembaga diperkirakan akan meningkat enam kali lipat pada tahun 2030. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan permintaan di sektor-sektor utama seperti energi terbarukan, komunikasi, dirgantara, dan eksplorasi luar angkasa.
Jumlah sampah elektronik yang “tidak terlihat” di dunia berjumlah 9 miliar kg per tahun
Namun, banyak bahan berharga ini akhirnya terbuang sia-sia karena barang-barang “tak terlihat” ini dibuang. Bahkan, barang ini dibiarkan mengumpulkan debu di dalam rumah alih-alih didaur ulang. UNITAR menyebutkan bahwa jumlah sampah elektronik “tak terlihat” di seluruh dunia mencapai 9 miliar kilogram setiap tahun. Bahan mentah dalam sampah ini memiliki nilai sekitar $9,5 miliar. Nilai ini setara dengan sekitar 1/6 dari perkiraan nilai total sampah elektronik pada tahun 2019.
Magdalena Charytanowicz, seorang pakar di Forum Limbah Peralatan Listrik dan Elektronika, mengatakan bahwa sampah elektronik yang “tak terlihat” seringkali tidak dapat didaur ulang. Hal ini dikarenakan sampah ini tidak dianggap sebagai sampah elektronik. Dia menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kesadaran tentang masalah ini.
Lebih dari sepertiga dari sampah “tak terlihat” ini berasal dari mainan seperti mobil balap, boneka berbicara, robot, dan drone, dengan 7,3 miliar barang dibuang setiap tahunnya. Laporan UNITAR juga mencatat bahwa berat 844 juta rokok elektrik yang dibuang setiap tahun setara dengan 6 Menara Eiffel. Studi ini juga menemukan bahwa 950 juta kilogram kabel yang mengandung tembaga bisa didaur ulang. Tetapi, sebagian besar di antaranya dibuang tahun lalu, cukup untuk mengelilingi bumi sebanyak 107 kali.
Di Eropa, sekitar 55% limbah listrik dan elektronik didaur ulang, tetapi tingkat daur ulang rata-rata di seluruh dunia turun menjadi lebih dari 17%. Guillaume Duparay, seorang anggota dari organisasi nirlaba Perancis Ecosystem, mengatakan bahwa tingkat daur ulang menurun hingga mendekati nol di beberapa wilayah di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika, seringkali karena kurangnya fasilitas pengumpulan. Produsen telah bertanggung jawab atas pengumpulan dan daur ulang limbah di Eropa sejak tahun 200. Sebagian besar dari mereka bekerja sama dengan badan-badan lingkungan. Namun, tingkat daur ulang tidak merata, menunjukkan bahwa kesadaran dan informasi konsumen masih perlu ditingkatkan.