Berapa lama manusia bisa bertahan hidup di luar angkasa?

Berapa lama manusia bisa bertahan hidup di luar angkasa?

Liputandelapan8.com, Jakarta – Pernahkah kamu bertanya, berapa lama manusia bisa bertahan hidup di luar angkasa? Saat berada di luar angkasa tanpa mengenakan alat pelindung, manusia bisa mati dalam waktu sekitar 10-15 detik.

Pakaian antariksa memungkinkan astronot keluar dari pesawat ruang angkasa untuk waktu yang singkat dengan memberikan perlindungan udara, air, tekanan, dan tubuh. Namun, bagaimana jika manusia tidak memakai setelan canggih ini? Berapa lama manusia bisa bertahan jika diluncurkan ke ruang hampa?

Perkiraan waktu bertahan hidup di luar angkasa

Menurut Stefan de Mey, strategic officer di European Space Agency (ESA), dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 10-15 detik, manusia akan kehilangan kesadaran akibat kekurangan oksigen.

“Oksigen mulai mengembang dan merusak paru-paru, menyebabkannya robek, darah mendidih dan menggelegak, yang segera menyumbat pembuluh darah,” kata Mey.

Penyelam menghadapi bahaya serupa ketika tekanan air turun saat mereka berenang dari kedalaman yang sangat dalam. Sebelum memasuki ruang angkasa tanpa pakaian pelindung, Anda perlu memeras udara sebanyak mungkin dari paru-paru Anda.

Efek Samping

Kurangnya tekanan juga menyebabkan banyak masalah fatal lainnya, meski tidak segera. Cairan tubuh seperti ludah dan air mata akan mulai mendidih.

Tubuh manusia akan membengkak, tetapi kulit cukup elastis untuk menahan perubahan tekanan. Dalam skenario kasus terbaik, Anda akan memiliki beberapa detik sebelum menghabiskan semua oksigen di pembuluh darah Anda, membuat Anda tidak sadarkan diri. Karena situasinya tidak dapat diubah, kematian otak akan terjadi dalam beberapa menit, kecuali Anda diselamatkan dan dikembalikan ke lingkungan aman, kaya oksigen, dan sadar kembali di pesawat ruang angkasa.

Selain menyediakan oksigen dan tekanan yang penting, pakaian antariksa juga melindungi astronot dari ancaman dan bahaya. “Ada masalah suhu, radiasi, dan ancaman dari mikrometeorit,” jelas Mey.

“Jadi pakaian antariksa itu dirancang untuk melindungi tubuh astronot di luar angkasa.” Terlepas dari apakah seorang astronot berada di bawah sinar matahari atau di bawah naungan, mereka akan mengalami suhu ekstrem mulai dari -150 hingga 120 derajat Celcius di orbit rendah Bumi (LEO). Kondisi ini akan menyebabkan rasa terbakar atau dingin membeku.

Pakaian antariksa juga memblokir berbagai jenis radiasi. Di LEO, paparan radiasi elektromagnetik dari Matahari dalam waktu lama menyebabkan masalah kesehatan seperti kontaminasi radiasi dan peningkatan risiko kanker. Sinar ultraviolet (UV) juga membakar kulit. Selain itu, partikel dari badai matahari yang mencapai astronot saat berada di luar angkasa juga memperparah masalah.

Berikut sekilas mengenai berapa lama manusia bisa bertahan hidup di luar angkasa. Dalam dunia penerbangan antariksa, keberadaan manusia di luar angkasa menjadi tantangan yang kompleks dan mengajarkan kita tentang kerentanan tubuh manusia dalam lingkungan yang ekstrem. Dengan keterbatasan oksigen, tekanan, suhu yang ekstrem, dan radiasi, manusia hanya memiliki waktu yang sangat singkat untuk bertahan hidup tanpa alat pelindung yang canggih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *