Liputandelapan8.com, Jakarta – Komposisi larutan untuk mengawetkan organ tubuh wanita bangsawan menunjukkan prestasi pembalseman yang dilakukan orang Mesir kuno. Mari kita cari tahu, apa saja sih bahan-bahan dalam larutan pembalseman.
Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh seorang arkeolog dari Max Planck Institute di Jerman telah menyelesaikan analisis komprehensif terhadap minyak aromatik atau larutan pembalseman yang digunakan dalam proses pembalseman seorang wanita Mesir kuno. Ini merupakan laporan dari Ancient Origins pada 31 Agustus. Menurut tim peneliti, ramuan larutan tersebut menunjukkan bahwa wanita ini memiliki status yang sangat tinggi.
Wanita bangsawan kuno ini bernama Senetnay. Ahli Mesir Kuno, Howard Carter, menemukan muminya pada tahun 1900, di sebuah makam dekat Luxor modern. Dia hidup sekitar 1.450 SM, pada masa Dinasti ke-18 Kerajaan Baru Mesir. Senetnay adalah pengasuh firaun Amenhotep II ketika dia masih kecil.
Ketika Senetnay meninggal, organ tubuhnya direndam dan ditempatkan dalam empat vas. Mereka disimpan di dalam mausoleum kerajaan di Lembah Para Raja, tempat para firaun dan bangsawan Kerajaan Baru Mesir secara rutin dimakamkan.
Dalam studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, para ahli mengambil enam sampel minyak aromatik dari dua toples yang berisi hati dan paru-paru Senetnay. Meskipun toples-toples ini sudah lama dikosongkan, mereka masih dapat mengambil sampel kecil minyak aromatik kering dari toples-toples tersebut. Sampel-sampel ini kemudian dikenakan analisis kimia untuk menentukan komposisinya.
Cari tahu bahan-bahan dalam larutan pembalseman
Hasilnya, sampel minyak aroma dari setiap botol mengandung bahan alami yang hampir sama. Termasuk: lilin lebah, lemak hewani, minyak nabati, bitumen dari minyak bumi, resin dari pinus dan tumbuhan runjung lainnya. Para ilmuwan juga menemukan jejak senyawa kimia kumarin (yang dapat diekstraksi dari tanaman kacang-kacangan dan kayu manis) dan asam benzoat (ditemukan dalam getah banyak tanaman).
Selain zat generik tersebut, tim juga menemukan dua zat spesifik di dalam labu paru-paru. Yang pertama adalah larixol, diekstrak dari getah pohon pinus yang meranggas. Zat kedua belum teridentifikasi dengan jelas, namun para ilmuwan menduga itu adalah resin aromatik yang disebut damar. Berasal dari pohon di India dan Asia Tenggara, atau resin lain yang diekstrak dari pohon dalam keluarga jambu mete.
Penemuan di atas menunjukkan bahwa orang Mesir kuno menggunakan bahan pembalseman khusus untuk berbagai organ. Mereka berinvestasi dalam penelitian yang cermat terhadap ilmu pembalseman hingga mencapai tingkat kesempurnaan yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah manusia.
Beberapa penelitian sebelumnya mengenai larutan pembalseman di Mesir kuno menunjukkan hal tersebut. Kebanyakan menggunakan campuran bahan-bahan yang relatif sederhana, semuanya bersumber dari tanaman lokal. Namun minyak wangi yang digunakan untuk mengawetkan organ Senetnay berbeda. Bahan-bahan yang digunakan lebih banyak, sehingga menunjukkan proses persiapan yang lebih rumit, dengan lebih banyak bahan yang diimpor dari luar Mesir, yang berarti bahan-bahan tersebut lebih sulit ditemukan dan lebih mahal. Minyak wangi yang terbuat dari bahan-bahan ini hanya tersedia bagi orang-orang berstatus tinggi. Bahan-bahan tersebut juga cenderung memiliki kualitas yang lebih tinggi, membantu mengawetkan organ lebih lama dibandingkan campuran sederhana.