Liputandelapan8.com, Jakarta – Pada tanggal 2 Oktober, miliarder Amerika Elon Musk, pendiri SpaceX, dengan sinis mengejek Presiden Zelensky. Elon Musk memposting foto Presiden Volodymyr Zelensky di jejaring sosial X, miliknya. Dalam foto tersebut, Tuan Zelensky tampak sedang mengejan, seperti menahan sesuatu, leher dan dahinya memperlihatkan urat biru.
“Ketika 5 menit telah berlalu dan Anda tidak dapat meminta bantuan satu miliar dolar,” foto tersebut memiliki keterangan yang mengejek cara para pemimpin Ukraina meminta dukungan dari Barat selama perang.
Postingan Elon Musk yang dengan sinis mengejek Presiden Zelensky membuat Kiev tidak senang. Parlemen Ukraina kemudian menghapus postingan tersebut. Sementara Ketua Parlemen Ukraina Ruslan Stefanchuk memposting postingan yang mengejek kegagalan peluncuran roket SpaceX pada bulan April.
Berkontribusi untuk “menciptakan nilai propaganda” bagi Rusia
Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina, juga mengatakan bahwa komentar-komentar tersebut bersifat sarkastik terhadap Ukraina di media sosial. Berkontribusi untuk “menciptakan nilai propaganda” bagi Rusia.
“Sayangnya, ada orang-orang terkenal yang berada ribuan kilometer jauhnya dari zona perang. Mustahil mengenali pemboman setiap hari atau tangisan anak-anak yang kehilangan orang tuanya,” tulis Podolyak.
Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, mengatakan bahwa postingan Musk tentang Presiden Zelensky “tidak membantu”, meskipun dia tidak mengkritik miliarder tersebut.
“Dia bisa memposting apapun yang dia suka di X,” kata Shapps. “Apa yang benar-benar dibutuhkan Ukraina adalah persahabatan abadi yang tidak akan pudar seiring berjalannya waktu.”
SpaceX adalah unit yang menyediakan layanan Internet satelit Starlink ke Ukraina selama perang. Namun, Elon Musk baru-baru ini melontarkan pernyataan yang membuat Kiev tidak senang.
Oktober lalu, Elon Musk mengusulkan agar Ukraina memberikan konsesi kepada Rusia mengenai masalah semenanjung Krimea. Referendum yang diorganisasi ulang menganeksasi empat provinsi Ukraina ke Rusia di bawah naungan PBB, dan Kiev setuju untuk menjaga netralitas. Usulannya disambut baik oleh pemerintah Rusia, namun mendapat reaksi keras dari Ukraina dan negara-negara Barat.
Presiden Zelensky mengunjungi AS bulan lalu untuk mendorong lebih banyak bantuan. Presiden AS Joe Biden berjanji untuk mempertahankan dukungan untuk Kiev meskipun ada tentangan dari anggota parlemen dari Partai Republik.
Amerika Serikat merupakan negara yang paling kuat mendukung Ukraina dan juga memimpin sekutunya mendukung Kiev sejak pecahnya konflik pada Februari 2022. Kongres AS sejauh ini telah menyetujui bantuan sebesar $110 miliar untuk Ukraina. Termasuk bantuan militer sebesar 49,6 miliar USD, bantuan ekonomi sebesar 28,5 miliar USD, bantuan kemanusiaan sebesar 13,2 miliar USD, dan bantuan kemanusiaan sebesar 18,4 miliar USD. Memperkuat kapasitas industri pertahanan Amerika untuk menjaga pasokan senjata ke Ukraina.