Liputandelapan8.com, Jakarta – Dalam dunia olahraga, perpisahan selalu menjadi momen yang penuh emosi. Begitu pula halnya dengan Jepang yang kini mengucapkan selamat tinggal pada Piala Dunia. Turnamen sepak bola prestisius ini telah menjadi panggung bagi tim-tim unggul dari seluruh penjuru dunia untuk bersaing secara epik dan mengukir sejarah di lapangan hijau. Bagi Jepang, Piala Dunia telah menjadi panggung inspiratif yang tidak hanya membangkitkan semangat kompetisi, tetapi juga mempererat rasa persatuan di antara para pemain dan penggemar. Dengan perpisahan ini, Jepang merangkai kembali kenangan-kenangan indah serta pengalaman berharga yang akan membekas dalam sejarah sepak bola negara ini. Perjalanan timnas putri Jepang di Piala Dunia 2023 resmi berakhir. Jepang pada akhirnya harus mengucapkan selamat tinggal pada Piala Dunia 2023.
Kemajuan pertandingan
4 kemenangan beruntun telah membantu tim putri Jepang melangkah ke babak perempat final dengan penuh percaya diri saat menghadapi Swedia. Tim Sunrise memutuskan untuk mengadopsi pendekatan serupa dengan pertandingan melawan Norwegia, yakni mengendalikan permainan secara aktif dan mendorong seluruh tim untuk menekan lawan.
Namun, harapan untuk mendominasi tampaknya tidak membuahkan hasil terhadap determinasi tim Swedia. Mereka membuktikan bahwa mereka juga merupakan tim yang tangguh, dengan individu-individu yang memiliki kemampuan kompetitif tinggi dalam situasi pertempuran. Bahkan dalam hal keterampilan pengendalian bola, mereka tidak kalah teknisnya.
Alih-alih terus menerus mengejar serangan, tim putri Jepang lebih sering terdorong ke posisi defensif. Kiper Ayaka Yamashita pun harus tetap waspada dan seringkali beraksi untuk mengantisipasi serangan lawan.
Akhirnya, gol pembuka tidak bisa dihindarkan dan jatuh ke gawang tim putri Jepang. Pada menit ke-32, dalam keadaan kacau di sekitar area penalti Jepang, gelandang Amanda Ilestedt muncul pada waktu yang tepat untuk mengonversi peluang dekat gawang dan membuat tim Swedia unggul.
Meski sangat berkeinginan untuk bermain secara ofensif guna mencari gol penyeimbang, tim Jepang mengalami kesulitan dalam menghadapi lini tengah lawan yang tangguh. Tidak hanya itu, barisan pertahanan mereka juga terus melakukan kesalahan yang lebih banyak. Salah satu kesalahan tersebut berujung pada pemberian penalti kepada Swedia di awal babak kedua. Filippa Angeldal mengeksekusi tendangan penalti tersebut dengan tepat, menjadikan skor menjadi 2-0.
Melewatkan penalti penuh penyesalan
Setelah banyak usaha, pada menit ke-75, harapan tim putri Jepang terbuka ketika Ueki dilanggar di dalam area penalti. Namun, sayangnya, dalam tendangan penalti dari jarak 11 meter, Ueki tidak mampu mengalahkan penjaga gawang Swedia. Tembakan dari penyerang berusia 24 tahun tersebut menghantam mistar gawang.
Baru pada menit ke-87, tim putri Jepang berhasil mencetak gol untuk memperpendek skor. Suatu blok dari bek Swedia secara tidak sengaja menciptakan peluang bagi Hayashi untuk menyelesaikan dengan nyaman dari jarak dekat. Upaya tersebut tidak memberikan kesempatan kepada kiper Musovic untuk menyelamatkan.
Namun, sisa waktu yang tersisa tidak cukup bagi wakil Asia itu untuk menyamakan kedudukan. Meski kalah dengan skor akhir 1-2, tim putri Jepang harus mengucapkan selamat tinggal pada Piala Dunia setelah mencapai babak perempat final. Meskipun begitu, tim Matahari Terbit patut mendapatkan pujian atas serangkaian penampilan luar biasa yang telah mereka tunjukkan.
Sementara itu, tim putri Swedia akan melangkah ke babak semifinal dengan menghadapi Spanyol. Tim Nordik ini bertekad untuk meraih gelar Piala Dunia Wanita untuk pertama kalinya dalam sejarah.