Kembangkan obat yang membantu Anda menurunkan berat badan

Kembangkan obat yang membantu Anda menurunkan berat badan

Liputandelapan8.com, Jakarta – Melalui pengujian, ilmuwan kembangkan obat yang membantu anda meningkatkan metabolisme untuk meningkatkan otot dan menurunkan berat badan pada tikus. Namun, perlu waktu bertahun-tahun sebelum diuji pada manusia.

Ilmuwan Amerika telah berhasil menguji obat baru yang dapat mensimulasikan manfaat latihan fisik. Tim peneliti Universitas Florida (AS) menguji obat ini pada tikus yang mengalami obesitas. Hasilnya, ilmuwan kembangkan obat yang membantu anda meningkatkan metabolisme, penambahan otot, dan penurunan berat badan.

Euronews melaporkan bahwa olahraga teratur dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia. Manfaat tersebut terbukti bermanfaat bagi penderita penyakit kardiovaskular, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Selain itu, National Health Service (NHS) memperkirakan aktivitas fisik juga berdampak pada otak, seperti menurunkan risiko stres, depresi, atau kehilangan ingatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan 2,5 hingga 5 jam olahraga intensitas sedang per minggu. Sayangnya, 25% orang dewasa dan 80% remaja gagal mengikuti rekomendasi ini. Untuk mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik, para ilmuwan telah berupaya selama bertahun-tahun untuk meniru bahkan sebagian kecil dari manfaat kesehatan tersebut.

Mekanisme kerja obat

Saat menjalani latihan fisik, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dan energi. Perubahan metabolisme ini dapat diamati pada tingkat sel. Selama uji coba, para peneliti fokus pada reseptor terkait estrogen (ERRs) dalam sel. ERR sering kali muncul pada bagian tubuh yang membutuhkan banyak energi seperti otot, jantung, dan hati. ERR ditingkatkan dengan aktivitas fisik, efek yang direplikasi oleh SLU-PP-332.

Tikus dalam uji kehilangan lemak 10 kali lebih banyak dan kehilangan 12% berat badannya dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Jika berhasil dikembangkan, obat ini bisa jadi “revolusioner” bagi penderita obesitas, diabetes, atau lansia yang massa ototnya semakin berkurang seiring berjalannya waktu. “Ini bisa membantu orang tetap sehat seiring bertambahnya usia,” kata Profesor Burris.

Meskipun hasil uji coba awal tampak menjanjikan, penelitian tambahan, termasuk mengenai efek samping, diperlukan sebelum obat tersebut dapat diuji pada manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *