Liputandelapan8.com, Jakarta – Logam mulia seperti emas dan platina dapat terakumulasi di mantel bumi karena terperangkap oleh wilayah dengan karakteristik dinamis khusus. Mengapa emas dan platina terkonsentrasi di mantel bumi?
Para ilmuwan di Universitas Yale dan Southwest Research Institute (SRI) menemukan beberapa informasi baru tentang mengapa emas, platina dan logam lainnya dapat terkonsentrasi di mantel bumi. Dalam penelitian yang dipublikasikan pada 9 Oktober di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Jun Korenaga, seorang Profesor ilmu bumi dan planet di Universitas Yale, dan Simone Marchi di SRI di Boulder, Colorado, mengajukan hipotesis yang menjelaskan proses di mana emas terkonsentrasi di kantong dangkal di dalam mantel bumi, bukannya tenggelam jauh ke dalam inti bumi. Hipotesis ini juga memberikan lebih banyak wawasan tentang pembentukan planet di alam semesta, menurut Phys.org.
Para peneliti mengetahui adanya tabrakan hebat antara benda-benda besar di luar angkasa. Selain itu, ada juga pergerakan di area mantel bumi yang mencair sebagian. Hal ini mendorong logam mulia untuk terakumulasi lebih dekat ke permukaan planet daripada yang diperkirakan. Penelitian terbaru dari para ilmuwan di seluruh dunia menunjukkan bahwa logam seperti emas dan platinum tiba di Bumi miliaran tahun yang lalu setelah proto-Bumi awal bertabrakan dengan benda seukuran Bulan di luar angkasa. Hal ini meninggalkan bijih material di dalam tanah. Namun proses penyerapan ini masih menjadi misteri.
Emas dan platinum dikenal sebagai unsur yang menyukai besi
Tak hanya karena kelangkaannya, tetapi juga karena keindahan estetika dan penerapannya pada produk teknologi tinggi. Keduanya sangat tertarik pada besi sehingga para peneliti memperkirakan bahwa mereka dapat mengumpulkan hampir seluruh emas dan platinum di inti logam bumi. Hal ini karena mereka menyatu langsung ke inti logam atau tenggelam dengan cepat dari lapisan ke inti. Oleh karena itu, para peneliti sebelumnya tidak mengira bahwa emas atau platina bisa terkonsentrasi dekat permukaan bumi. Namun, temuan baru menunjukkan sebaliknya.
Hipotesis Korenaga dan Marchi berkisar pada zona transisi tipis di dalam mantel, di mana sebagian mantel mencair. Namun, bagian yang lebih dalam tetap padat. Para peneliti menemukan bahwa zona transisi ini memiliki dinamika yang aneh. Dimana zona ini mampu secara efektif menyimpan komponen logam yang tenggelam dan perlahan memindahkannya ke seluruh lapisan.
Menurut hipotesis baru ini, proses tersebut masih berlangsung. Menurut tim peneliti, zona transisi hampir selalu terbentuk ketika sebuah benda besar menabrak Bumi awal. Teori baru ini tidak hanya menjelaskan aspek misterius evolusi geokimia dan geofisika bumi, tetapi juga menyoroti luasnya jangka waktu pembentukan planet.