Liputandelapan8.com, Jakarta – Penelitian terbaru mengungkap bahwa sarung bantal adalah rumah bagi sebagian besar bakteri. Setelah digunakan selama seminggu, sarung bantal mengandung bakteri hingga 17.000 kali lebih banyak daripada yang ada pada dudukan toilet.
Penelitian ini dilakukan oleh perusahaan AmeriSleep bekerja sama dengan Spencer Institute. Dalam penelitian ini, para ilmuwan meminta relawan untuk tidak mencuci seprai selama empat minggu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sarung bantal mengandung bakteri sebanyak 39 kali lebih banyak daripada yang ada pada mangkuk hewan peliharaan. Sementara itu, seprai memiliki bakteri 5,4 kali lebih banyak dibandingkan wadah sikat gigi. Bahkan setelah hanya seminggu tanpa dicuci, jumlah bakteri di sarung bantal ternyata 17.000 kali lebih tinggi daripada yang terdapat di dudukan toilet.
Para ilmuwan juga mengidentifikasi empat jenis utama bakteri pada seprai, yaitu bakteri gram negatif (41,45%), bakteri gram positif (24,94%), basil (23,38%), dan kokus gram positif (10,23%).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sebagian besar bakteri gram negatif dianggap berbahaya karena memiliki potensi untuk menyebabkan resistensi terhadap antibiotik. Di sisi lain, basil diidentifikasi sebagai penyebab utama keracunan makanan dan infeksi.
Hasil survei dari YouGov pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa 33% dari orang yang disurvei mencuci seprai mereka hanya sekali dalam seminggu, sementara 14% melakukannya setelah satu bulan. Pada tahun 2015, Yahoo juga mengadakan survei tentang kebiasaan mencuci seprai kepada lebih dari 1.100 pembaca. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 44% dari perempuan yang disurvei yang mencuci seprai seminggu sekali, 31% mencucinya dua kali dalam sebulan, dan 16% hanya mencucinya sebulan sekali. Seiring itu, 32% responden mengakui jarang mengganti sarung bantal mereka.
Amerika Serikat merekomendasikan agar masyarakat mengganti seprai dan sarung bantal setiap minggu
Para ahli mengungkapkan bahwa saat kita berbaring di tempat tidur, tubuh akan melepaskan sel-sel kulit mati, kotoran, dan keringat yang terakumulasi setelah seharian beraktivitas. Bahkan setelah mencuci muka atau mandi, sisa-sisa kosmetik dan lotion seringkali masih dapat tertinggal di tempat tidur. Tidak hanya itu, tungau debu dan alergen pun dapat mengumpul seiring berjalannya waktu dan akhirnya masuk ke dalam bantal.
Tungau debu, makhluk mikroskopis yang umumnya ada di dalam rumah, bisa menjadi masalah. Meskipun tidak menggigit manusia, mereka dapat menyebabkan ruam, iritasi kulit, dan memperburuk gejala alergi.
Selain tungau debu, kasur juga dapat menjadi tempat berkembangnya berbagai jenis jamur. Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Allergy mengungkapkan bahwa bantal bulu yang digunakan selama 1,5 tahun bisa mengandung hingga 16 jenis jamur, dengan yang paling umum adalah Aspergillus fumigatus. Jamur ini dapat menyebabkan aspergillosis, yang merupakan penyebab utama kematian pada pasien leukemia dan transplantasi sumsum tulang. Jamur juga dapat memperburuk gejala asma pada orang dewasa.
Untuk menjaga kebersihan tempat tidur, National Sleep Association merekomendasikan agar seprai dan sarung bantal diganti setiap minggu. Hal ini direkomendasikan agar bakteri pada bantal tidak bersarang, dimana sarung bantal adalah rumah bagi sebagian besar bakteri. Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang tidur di kasur, sebaiknya seprai diganti setiap tiga hingga empat hari sekali. Selimut dan penutup selimut sebaiknya dibersihkan setiap dua hingga tiga bulan, sementara kasur dapat dibersihkan setiap enam bulan atau lebih.