Liputandelapan8.com, AS – Dalam cerita yang menggetarkan hati ini, terungkap bagaimana seorang gadis muda dari Amerika telah menjadi penentu perubahan besar dalam perang melawan kanker. Melalui penemuan revolusionernya di dunia medis, sel-sel kanker dari gadis Amerika ini telah menyelamatkan jutaan nyawa yang terancam oleh penyakit mematikan ini. Ketika dia meninggal pada usia 31 tahun, Henrietta Lacks tidak menyadari bahwa sel-sel kankernya akan menyelamatkan nyawa jutaan orang di seluruh dunia selama bertahun-tahun yang akan datang.
Henrietta Lacks lahir pada 1 Agustus 1920 di Roanoke, Virginia, AS. Pada usia 31 tahun, ibu lima anak ini pergi ke Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore karena nyeri di leher rahimnya dan pendarahan yang tidak normal. Pada pemeriksaan, dokter menemukan tumor di leher rahimnya. Hanya delapan bulan setelah diagnosisnya, pada 4 Oktober 1951, Lacks meninggal dan dimakamkan di kuburan yang tidak diketahui, menurut Newsweek.
Sel kankernya yang tidak normal
Selama Lacks berada di rumah sakit, dokter mengambil sampel sel kankernya dan mengirimkannya ke laboratorium untuk dianalisis. Sel-sel ini sangat tidak biasa. Sedangkan kebanyakan sel manusia hanya bisa bertahan beberapa hari dalam kondisi laboratorium, sel-sel Lacks terus tumbuh dan membelah seolah-olah abadi. Jenis “keabadian” ini biasa terjadi pada sel kanker, tetapi sel Lacks dapat bereproduksi dengan sangat cepat. Jadi, mereka digunakan untuk membuat garis sel manusia abadi pertama, yang disebut sel HeLa, dinamai menurut Lacks.
Selama 7 dekade terakhir, sel HeLa telah berkontribusi pada sekitar 70.000 studi ilmiah, menyelamatkan jutaan nyawa. Namun, Lacks tidak pernah setuju untuk membiarkan peneliti menggunakan selnya. Baru beberapa dekade kemudian, keluarganya mengetahui kebenaran. Pada awal Agustus, keluarga Lacks akhirnya mencapai kesepakatan untuk memberikan kompensasi atas kontribusinya dalam sejarah medis.
Membuka jalan bagi pengembangan vaksin HPV
Sel-sel Lacks digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang kanker serviks yang merenggut nyawanya. Pada tahun 1985, ilmuwan Jerman, yang dipimpin oleh sarjana Nobel Harald zur Hausen menemukan. Sel HeLa mengandung banyak salinan virus papiloma manusia 18 (HPV-18), jenis virus berbahaya yang menyebabkan kanker serviks. Penemuan tersebut membuka jalan bagi pengembangan vaksin HPV beberapa dekade kemudian. Saat ini, vaksin HPV sangat populer, membantu mengurangi tingkat kanker serviks pada wanita muda hingga dua pertiganya. Sel HeLa juga digunakan untuk mengembangkan perawatan yang memperlambat pertumbuhan kanker.
Sel HeLa juga secara tidak langsung meningkatkan pemahaman manusia tentang alam semesta. Sejak 1964, sel HeLa telah dikirim ke luar angkasa untuk mempelajari efek radiasi dan perjalanan ruang angkasa pada sel manusia.
Henrietta Lacks, seorang gadis Amerika yang tidak pernah tahu betapa berharganya sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Melalui sel-sel HeLa yang tak tergoyahkan, warisan gadis Amerika Lacks berupa sel kanker menyelamatkan jutaan nyawa dan membantu memahami berbagai penyakit yang mengancam kita. Kompensasi yang akhirnya diberikan kepada keluarganya menjadi tanda penghargaan atas perannya dalam sejarah medis. Sel HeLa tidak hanya mewakili keabadian sel-sel kanker, tetapi juga semangat tak terpadamkan untuk belajar, meneliti, dan mengatasi tantangan yang mungkin kita hadapi. Dengan itu, warisan Henrietta Lacks akan terus menginspirasi dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.