Teh susu berisiko menyebabkan kecanduan dan depresi

Teh susu berisiko menyebabkan kecanduan dan depresi

Liputandelapan8.com, Jakarta – Tahukah kamu bahwa teh susu berisiko menyebabkan kecanduan dan depresi. Para ahli mengatakan bahwa gejala kecanduan minuman teh susu adalah hal yang nyata dan dapat menyebabkan masalah seperti depresi dan kecemasan.

Kesimpulan tersebut berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Universitas Tsinghua dan Universitas Pusat Keuangan dan Ekonomi Tiongkok, yang melibatkan lebih dari 5.200 mahasiswa di Beijing. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Affective Disorders pada akhir September.

Tim peneliti mengomentari temuannya dengan mengatakan, “Minuman teh susu telah berkembang pesat di Tiongkok, terutama di kalangan anak muda. Penelitian kami menyoroti bahwa konsumsi teh susu dapat berisiko menyebabkan kecanduan. Kecanduan ini juga terkait dengan depresi, kecemasan, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.”

Dengan menggunakan skala kecanduan yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti keinginan yang berlebihan dan konsumsi yang berlebihan, tim peneliti menemukan bukti bahwa beberapa anak muda menunjukkan tanda-tanda kecanduan terhadap minuman teh susu. Hampir 50% dari peserta penelitian mengaku minum teh susu setidaknya sekali seminggu. Hal ini menjadi perhatian serius karena menunjukkan dampak negatif yang mungkin timbul akibat kecanduan minuman ini pada generasi muda.

Teh susu dikaitkan dengan perasaan kesepian dan depresi

Selain tambahan gula, minuman ini mengandung kafein yang dapat menyebabkan mood depresi dan isolasi sosial pada remaja. Penelitian juga dengan jelas menunjukkan bahwa konsumsi teh susu berhubungan erat dengan perasaan kesepian dan depresi. Ini adalah masalah umum dan tersembunyi yang memerlukan pertimbangan lebih lanjut. Hal ini ditimbang juga dengan semakin populer dan tersebarnya minuman teh susu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi teh susu dapat memunculkan gejala kecanduan. Gejala ini antara lain seperti ketergantungan, keinginan yang kuat, penggunaan yang berlebihan, ketidakmampuan untuk berhenti. Selain itu, ini juga diiringi dengan perasaan bersalah, demikian yang diungkapkan para ahli.

Analisis lain menunjukkan bahwa kaum muda di Tiongkok dan di banyak tempat lain menggunakan teh susu sebagai bentuk penanggulangan dan pengaturan emosi. Minuman ini dianggap memiliki tingkat bahaya yang setara dengan penggunaan media sosial yang berlebihan atau bahkan penggunaan narkoba.

Di masa depan, para ahli berencana untuk melakukan penelitian yang lebih besar terhadap teh susu ini. Mereka juga akan melacak konsumsi teh susu dalam jangka waktu yang lebih panjang. Tim peneliti mengusulkan agar masalah fisik dan mental terkait dengan konsumsi teh susu, seperti obesitas, kerusakan gigi, kecanduan, dan depresi, menjadi fokus perhatian.

“Temuan ini dapat membantu pembuat kebijakan dalam mengembangkan peraturan yang mengatur iklan dan pendidikan psikologis. Selain itu, untuk menetapkan standar kebersihan makanan bagi industri barang konsumsi populer ini dan menargetkan pangsa pasar yang tinggi di kalangan generasi muda,” tulis para peneliti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *