Teknologi untuk melihat objek di balik dinding menggunakan WiFi

Teknologi untuk melihat objek di balik dinding menggunakan WiFi

Liputandelapan8.com, Jakarta – Tim peneliti di Universitas California Santa Barbara mengembangkan teknologi baru untuk melihat objek di balik dinding menggunakan WiFi.

Merasakan objek bergerak menggunakan sinyal WiFi memberikan banyak hasil yang menjanjikan. Namun, menerapkan teknologi untuk melihat objek di balik dinding menggunakan WiFi serupa pada objek statis merupakan tantangan karena tidak ada gerakan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim peneliti menggunakan alfabet Inggris sebagai objek statis. Metode mereka, yang disebut Wiffract, menggunakan gelombang radio dari transceiver WiFi untuk melakukan eksperimen.

Wiffract dikembangkan berdasarkan Teori Difraksi Geometris (GTD) Joseph Keller, memanfaatkan tanda tangan yang ditinggalkan oleh tepi pada kisi penerima. Ketika gelombang bertabrakan dengan tepi, muncul puncak gelombang yang disebut kerucut Keller, menurut GTD. Interaksi tersebut berlaku tidak hanya pada tepi tajam yang terlihat, tetapi juga pada semua permukaan. Para peneliti memasang jaring penangkap di dekat tepinya. Sinar pantulan tersebut meninggalkan sinyal berbeda pada grid penerima, sehingga tim peneliti dapat menentukan gambar objek yang dilacaknya.

Wiffract membuat pembacaan menembus dinding menggunakan WiFi untuk pertama kalinya

“Kami kemudian mengembangkan model matematika, menggunakan sinyal kerucut untuk menyimpulkan kontur pinggirannya,” kata Yasamin Mostofi, profesor di Universitas California Santa Barbara. Hal ini memungkinkan gambar WiFi dari huruf-huruf bahasa Inggris ditampilkan melalui dinding.

Dalam percobaannya, tim peneliti menempatkan huruf-huruf kata “PERCAYA” di balik dinding untuk dibaca menggunakan WiFi. Hasil akhirnya menunjukkan gambaran yang jelas dari papan surat tersebut. “Wiffract tidak hanya mampu mengidentifikasi karakter dengan mudah, tetapi juga menangkap detail huruf dengan sangat baik. Wiffract membantu membaca melalui dinding menggunakan WiFi untuk pertama kalinya,” pungkas tim peneliti.

Mostofi dan rekan-rekannya melakukan 30 percobaan memotret huruf-huruf bahasa Inggris yang besar. Setelah ditangkap, para peneliti dapat menyempurnakan gambar menggunakan alat finishing. Berbagai aplikasi Wiffract mencakup analisis kerumunan, pengenalan orang, kesehatan, dan ruang pintar.

Metode yang mereka sebut sebagai Wiffract menggunakan gelombang radio dari transceiver WiFi dan memiliki potensi besar di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *