UEA berencana membangun kereta peluru melintasi laut

UEA berencana membangun kereta peluru melintasi laut

Liputandelapan8.com, Jakarta – Pemerintah UEA sedang mempertimbangkan untuk berencana membangun kereta peluru melintasi laut Arab yang menghubungkan dengan kota Mumbai di India.

Orang yang bepergian dari Mumbai ke Uni Emirat Arab (UEA) di masa depan dapat memilih sarana transportasi lain. Alih-alih menggunakan pesawat jika proyek ambisius yang menghubungkan kota Fujairah dan Mumbai melalui kereta peluru bawah air menjadi kenyataan. National Advisor Bureau Limited di UEA sedang mempertimbangkan berencana membangun kereta peluru melintasi laut dan membuat laporan kelayakan, Interest Engineering melaporkan pada 9 Oktober.

UEA terkenal dengan proyek berskala besar seperti gedung pencakar langit tertinggi di dunia

Namun, dalam proyek besar berikutnya, UEA akan berupaya menyeberangi Laut Arab, menghubungkan ibu kota keuangan India, Mumbai, dengan kota pelabuhan Fujairah. Rencana tersebut pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018, namun baru belakangan ini Dubai berupaya untuk mempromosikan konstruksi.

Waktu tempuh ke Dubai lebih dari 3 jam dengan pesawat. Dengan beralih ke kereta berkecepatan tinggi, UEA berharap dapat mempersingkat waktu setidaknya satu jam, dan kereta dapat melaju dengan kecepatan hingga 1.000 km/jam. Namun, proyek tersebut tidak hanya melayani penumpang yang ingin mengubah rute perjalanannya tetapi juga membantu memperluas perdagangan dengan India. Kota pelabuhan Fujairah akan mengekspor minyak ke India, sementara air tawar akan diangkut dari Sungai Narmada ke UEA.

Jarak antara kedua lokasi tersebut kurang dari 2.000 km, namun membangun di perairan dalam merupakan tantangan besar. Laporan awal juga merekomendasikan pengaspalan terowongan dengan batu bata buram. Proyek ini dapat menggunakan jendela tembus pandang untuk menikmati pemandangan. Rincian jenis kapal yang digunakan dan proses pembangunannya akan disebutkan dalam laporan kelayakan. Proyek ini juga membutuhkan modal investasi yang besar, setidaknya beberapa miliar USD.

Kelayakan teknis pembangunan di bawah air merupakan kendala utama yang harus diatasi. Sebelumnya untuk terowongan Selat Inggris yang menghubungkan Inggris dan Perancis. Bedanya, terowongan Selat Inggris hanya sepanjang 56 km dan kereta melaju dengan kecepatan relatif rendah, yaitu 112 km/jam. Sebagai perbandingan, proyek UEA jauh lebih ambisius, berupaya membangun jalur kereta api yang 50 kali lebih besar dan menjalankan kereta dengan kecepatan 10 kali lebih cepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *