Liputandelapan8.com, Jakarta – Viral Perawat AS Di RS Indonesia Gaza, seorang perawat asal AS bernama Emily Callahan berkisah mengenai pengalamannya selama bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Ia menceritakan bagaimana kondisi pilu para korban dan tenaga medis yang berusaha menyelamatkan mereka. Meski sudah kembali ke Amerika, Emily mengaku hatinya masih tertinggal di Gaza setelah melihat seperti apa keadaan di sana.
Ingin mengingat orang-orang bahwa mereka yang tetap di sana adalah pahlawan
Emily Callahan yang bergabung dengan organisasi Doctors Without Borders bertugas di Gaza ketika konflik antara Israel dan Hamas bergejolak pada Oktober. Ia akhirnya dievakuasi minggu lalu setelah menjadi perawat di sana selama 26 hari.
“Hatiku ada di Gaza dan akan tinggal di Gaza. Orang-orang Palestina yang bekerja denganku dengan staf nasional kami di kantor bergitu juga dengan staf di Rumah Sakit Indonesia adalah beberapa orang paling hebat yang pernah aku temui dalam hidup,” katanya dalam wawancara dengan CNN.
Wanita itu pun menceritakan bagaimana solidnya para tenaga medis yang bekerja di Rumah Sakit Indonesia. Ketika ada salah satu perawat yang meninggal karena ambulan dibom, banyak kolega yang tidak berniat untuk pindah karena kegigihan mereka.
“Ini adalah komunitas kami. Ini adalah keluarga kami. Mereka adalah teman-teman kami jika mereka (pihak Israel) ingin membunuh kami, kami akan meninggal selagi menyelamatkan sebanyak mungkin orang yang kami bisa,” tuturnya.
“Para dokter dan perawat di sana tidak meninggalkan (rumah sakit), karena kesetiaan mereka pada komunitas. Aku ingin mengingat orang-orang bahwa mereka yang tetap di sana adalah pahlawan. Mereka tahu mereka akan mati dan mereka tetap memilih tinggal,” jelas Emily.
Mengetahui kemungkinan teman kerjanya bisa saja sudah tidak bernyawa, Emily mengatakan jika salah satu rutinitas mereka adalah mengirim pesan kepada kolega setiap pagi dan sebelum tidur. Itu dilakukan untuk mengecek apakah rekannya masih hidup. Di Gaza sendiri sejauh ini dilaporkan paling tidak 10.328 orang terbunuh, termasuk 4.327 anak dan 2.719 wanita.